Monday 15 February 2016

Pulang

Pulang
Melangakah di bawah sinar sang rembulan
Melihat kunang-kunang petang hari
Memadu dalam balutan keindahan
Jemari yang mungil kini kian tumbuh
Menyaksikan pesona sang malam
Perpijakan bumi hanya ilusi
Tak kan lama, akan sirna
Laksana perrgantian malam dan esok
Tak usah jua dirimu mendera
Atau jua menorehkan segores luka
Yang tertancap pada hati insan
Sebab bumi hanya perpijakan sementara
Cobalah hiruplah sabda angin
Yang berhembus kala malam ini
Barangkali esok waktu kita
Untuk pulang dalam singgasana keabadian




Yeni Wulansari / Yensa


Monday 6 July 2015

Doa Untuk Malik

Apa yang terjadi belakangan ini dalam hidupku, kenapa bila menatap pemuda itu seperti aku melihat diriku dalam dirinya. Aku sering memanggil pemuda itu dengan Malik. Dia teman kampusku kebetulan dia juga satu fakultas denganku. Nampaknya dia orang bersahaja, pernah sekali dia mengajakku untuk menaiki sepeda keagunganya saat aku berjalan sendiri. Banyak obrolan yang aku lontarkan padanya walau sebenarnya aku merasakan kegugupan yang luar biasa. Nampaknya jiwaku dengannya bersinergi ataukah itu hanya kata hatiku yang berkata demikian. Sudah sekian abad aku tak pernah merasakan perasaan sehebat ini. Perasaan apa yang kian menjalar dalam diriku, benarkah aku mendambakan pemuda ini. Hanya bercengkrama sekali saja dengannya aku merasakan kesenangan yang luar biasa.
Sudah tiga hari aku tak berjumpa dengan Malik, biasanya dari dari sudut-sudut tertentu aku menatapnya dari kejauhan. Ah kali ini tepat di depanku Malik bersama dengan teman-temannya. Segera ku palingkan wajahku denganya seolah aku tak menatapnya walau sebetulnya aku ingin memberikan seutas senyum dan bertegur sapa dengannya.
“Kalau tidak salah, mbaknya yang kemarin ya” sambil menepuk pundaku tanya Malik
Aku benar-benar terbujur kaku saat dia menepuk pundaku dengan sentuhan lembutnya.  
“Ia, benar sekali Mas Malik” jawabku dengan gemetar 
“Kenapa kau berjalan kesana, bukankah kali ini kau satu kelas denganku”
“Oh ia aku lupa, mungkin ini efek dari lapar” jawabku untuk memperjernih suasana.
Untuk pertama kalinya aku berjalan bersama dengannya menuju ruang kelas yang sama denganya. Ku rasakan gairah yang luar biasa saat disampingnya walau bibirku tak berucap hanya keheningan yang menemaniku sepanjang perjalanan dengannya.  
Sepulang dari kampusku aku sedikit lega setidaknya aku berhasil mendapat nomor teleponnya. Kupandangi-pandangi hingga tak jeli-jeli dengan nomor itu. Segera aku menelponnya dengan nomor pribadi. Terdengar kata suara “Hallo ini siapa?” dengan segera kumatikan. Tak mungkin juga aku memilki kemampuan untuk berlamaan ngbrol dengannya, sejujurnya aku senang bisa mendengar suaranya walau sebentar.  
Siang itu diadakan sebuah penglompokan, kebetulan Malik satu kelompok dengannya , dengan segera aku duduk disampingnya. Saat Malik membuka bukunya yang berwarna biru, tak sengaja aku membaca sebuah tulisan yang di ukirnya.
“Aku hanya ingin satu wanita dalam hidupku yang akan kupegang tangannya dan satu wanita yang akan menemaniku hidupku hingga kelak di kemudian hari,aku akan memaksa diriku sendiri untuk tidak jatuh cinta tapi aku ingin membangun cinta, biarlah ku abaikan cinta yang berdatangan dalam hidupku untuk menuju kebersamaan yang indah”
Aku benar-benar takjub dibuat oleh tulisan jemarinya, benar sekali kata Malik tidak boleh jatuh cinta yang benar itu membangun cinta, karena itu lebih indah nan baik. Aku tahu aku benar-benar mendambakan Malik bahkan aku sering memikirkannya daripada dirku sendiri. Oh Malik, aku ingin mengatakan padamu sesungguhnya aku benar-benar mendambakanmu sejak pertama kali berjumpa denganmu, tapi apakah aku tega menghancurkan mimpi indahmu dan apakah kau suka dengan hal ini semua. Barangkali benar mendoakan orang yang kita dambakan itulah cara yang terbaik yang kulakuakn. Semoga engaku selalu bahagia dan sehat disepanjang perjalanan hidupmu Duhai Malik.
“ Hei kenapa kau menangis” tanya Verra
“Oh tidak apa-apa, hanya saja aku teringat dengan keluargaku” jawabku  dengan senyum yang kubuat-buat.
“Ayo dikerjakan bersama-bersama yang semangat ya jangan melamun terus mbaknya” sahut Malik
“Ia Mas Malik, Oke siap”

Sejak kejadian itu, menyadarkan diriku bahwa jatuh cinta itu memang sakit, belum tentu seorang yang selau kita pikirkan memikirkan kita juga. Aku akan berusaha melupakan Malik meski aku tahu aku membutuhkan waktu yang lama untuk melupakanya dan aku tidak bisa menjamin apakah aku sepenuhnya melupakanya. Percayalah padaku Malik masih ada tengadah tanganku untukmu di setiap sujudku pada pemilik bumi Tuhan ini yang agung nan indah.



Thursday 26 February 2015

Cahaya Mimpi Suci Kita

Kau tarik aku ke dunia islam yang indah
Aku bawa kau dalam surga duniaku
Senyum merekah dan kebaikan
Kita tebarkan dalam ukhuwah islamiyah
Dalam janji Ikatan suci persahabatan kita
Kita bergandeng tangan, tertawa dan sedih bersama
Mengarungi samudra jagat raya dunia
Badai salju dan seribu duri di ujung sana
Bukan menjadi batu penghalang
 Menuju cahaya mimpi suci kita
Pada Sang Khalik, Penguasa alam semesta
Wahai sahabatku , Dengarkanlah bisikanku
Meski kini kau jauh
Di negri sebarang sana,
Sang Khalik akan memanggil raga kita
Namamu dan cahaya mimpi suci kita
Selalu berkobar dan tergores tiap lafal doaku
Tak pernah usang, pudar dan hilang
Seiring perputaran bumi yang luar biasa
Duhai sahabat terbaikku
Sahabat dunia akhiratku

Thursday 12 February 2015

Masa Ingusanku

Senja masa kecilku terasa indah layaknya langit-langit memamerkan senyum kecil padaku dan tak kan bisa terulang lagi dalam sejarah hidupku. Aku sering bersemangat untuk berangkat sekolah di SD Seworan  dengan teman sekampungku, merekalah yang mewarna-warni hariku. Aku tahu untuk berangakt sekolah kesana memakan waktu yang lama, kira-kira setengah satu jam. Tapi berjalan kaki dengan Tari, Tuti dan Ria, begitu sangat menyenangkan sekali. Bahkan berangkat kesana terasa begitu singkat. Sepanjang jalan kami sering membicarakan tentang teman-teman sekelas, apalagi kami sering meledekin teman kami yang bernama Deni. Kadang-kadang ada salah satu dari kami marah dan kemudian senyum kembali. Guru favoritku di sekolahn adalah Bapak Dadi, dia bapak yang sangat killer dan sering memijit punggung, bagi mereka yang malas. Di kelas empat dia menjadi wali kelasku, aku suka dengan Bapak Dadi, soalnya kalau dia denganku, aku sering dinomorsatukan olehnya. Hari ini disekolahanku, hari memasak dimana, aku harus membawa peralatan masak yang super ribet, tapi hal ini tak menyurutkanku untuk menjadi malas, ini membuatku semakin semangat. Aku satu kelompok dengan temanku yang bernama Budi, dia orangnya gendut yang beda jauh denganku. Aku mendapat bagian memasak telur dadar, ini pertama kali dalam hidupku, soalnya kalau dirumah ibuku yang masak. Aku gugup sekali untuk memasukan telur kedalam wajan. Segera aku masukan telur layaknya melempar batu. Untung saja minyak panasnya tak kena siapapun. Pukul 10 sudah siap untuk semua, kini saatnya makan dengan teman-teman kelompok. Aku tertawa geli, ketika Budi minum minyak tanah, dia tidak sadar kalau minum minyak tersebut, teman-teman sekelas tertawa oleh yang dibuat oleh Budi. Aku senang sekali hari ini, meskipun kelompokku mendapat juara tiga, ini adalah menyenangkan bisa berbagai dengan teman-teman.
Belpun berbunyi, tandanya untuk pulang sekolah. Dengan segera kami keluar berebut untuk keluar kelas. Kami berdesak-desakan keluar, karena perut kami sudah dangdutan, padahal kami sudah makan. Sesampai dirumah, tanpa mencopot baju dan sepatu. Segera aku masuk ke ruang dapur mencari makan yang siap ku santap siang hari ini. Yang paling menggelikan lagi, melihat tanganku yang sangat kotor layaknya milyaran bakteri ditanganku, tetap saja aku menomorsatukan makan dulu. Yang penting perut terisi dan kenyang masalah tangan kotor atau lain sebagainya itu masalah belakangan. “Gumam dalam pikiranku”, Ibu dan Kakeku yang melihatku, mereka hanya tertawa saja, kerena memang sudah di ingatkan berkali-kali, tetap saja aku bandel dan percaya pada keyakinanku.
Tak lama kemudian Neneku mengingatkanku untuk bersembahayang . Neneku ini sangat cerewet sekali, kalau bicara tidak ada habisnya. Dia bernama Nani, walaupun begitu dia selalu sayang padaku, kerena dia sering mengingatkanku untuk selau beribadah tepat waktu, kata Neneku pembiasaan waktu kecil itu sangat baik kelak untuk masa depan. Ya tetatp saja, aku mematuhinya meskipun dalam hati tidak,
“Cepat Nok, Ayo sembahyang entar Allah marah lo” kata nenekku  
“ia, ia nek, ne aku udah selesai wudhunya”
Jujur untuk bacaan dalam sembahayang aku belum terlalu hafal, tak apalah yang penting kan niatnya dalam hati, lucunya dalam sembhayang aku buru-buru, soalnya aku harus buru-buru cari kayu bakar untuk di gunakan memasak di rumah. Tak ada tiga menit, aku sudah selesai bersembahayang layaknya pelari marathon.
            “ Yeni, oh, yen, oh, yen” terdengar suara dar luar
            “ Oh, ya bentar, aku tak minum sebenatar” jawabku dengan segera
Ku langkahkan kakiku penuh dengan semangat layaknya seorang yang maju dalam pertempuran. Siang ini. aku berangkat ke kebun untuk mencar kayu bakar, dengan Tari. Dia adalah teman terbaiku diantara mereka. Kami sangat bersemangat sekali padahal jelas-jelas di kebun itu banyak sekali serangga dan nyamuk, yang terpenting bagi kami adalah dapat membantu meringankan orangtua. Kira-kira pukul 15.00 sore, kami selesai mencari kayu bakar, kebetulan saat itu kebun di tempat itu dekat dengan sungai. Karena bau kami yang tidak di ragukan lagi, dengan segera kami mandi disungai. Kami melompat dari atas batu ke bawah, rasanya senang sekali. Di sungai-sungai kami bercebur-ceburan satu sama lain dan bersorak gembira, sampai-sampai kami lupa waktu kalau sudah sore.
“Allahuakabar, Allahuakbar “
Kami sangat terkejut mendengar suara adzan berkumandang, dengan segera kami bergagas untuk pulang. Untung saja ketika dirumah, Ayahku belum pulang dari ladang, tentunya aku  tidak akan mendapat marahan dari dia. Tapi tetap saja aku kena marah dari nenekku yang super cerewet itu, Kali ini yang menyelamatkanku dari omelan dari Nenekku adalah ibuku tersayang.
Malam ini nenekku menceritakan tentang masa lalunya, aku selalu tidur dengan neneku, soalnya dari dulu aku sudah terbiasa dengannya. Dia menceritakan tentang masa Belanda yang dulu menjajah Indonesia, katanya dulu neneku pernah ingin dibunun oleh belanda untung saja ada orang yang menyelamatkannya. Dia tidak hanya menceritakan tentang masa Belanda saja, tapi dia juga menceritakan tentang perjalanan hidupnya, Neneku pernah berjalan jauh untuk mencukupi kebutuhannya sehari, kalau dinalar sekarang hal itu tidak masuk akal. Aku terbuai oleh cerita Neneku hingga aku tenggelam indahnya surga mimpi.
Pagi harinya, aku bangun pagi sekali, sebelum berkumandang adzan. bahkan lebih pagi dari ibuku. Ku buka pintu jendela kamarku. Kutatapi keindahan bulan purnama yang jauh nan sana, nampaknya dia memberikan senyum mungil padaku, kubalas senyum mungil padanya.
“Ada apa to, Nduk, pagi-pagi kok sudah senyum-senyum” kata Ayahku
“Ini, lho yah, bulannya senyum padaku”
“La, kamu kan manis makanya bulan senyum padamu”
“Oh, ya yah, kenapa sih kalau aku jalan, bulannya selalu ngikutin aku” tanyaku
“Karena, kamu Anak Ayah yang mungil dan manis” Jawab Ayahku
Aku hanya terdiam, masak sih gara-gara aku anak yang mungil dan manis, si bulan mengikutiku berjalan, berarti kalau tidak manis dan mungil, bulan tak kan mengikutiku. “Gumamku penuh dengan nada kebingunngan. Tak beberapa lama, aku diajak ayahku ke Mushola dekat dengan rumahku, tapi dengan syarat aku haru digendong ayahku. Ayahku dengan segera menyanggupi apa yang aku inginkan. Disepanjang jalan, Ayahku bersenandung padaku, katanya kalau sudah besar kelak. Aku harus jadi orang yang bermanfaat bagi sesama dan tentunya bisa memuliakan orangtua.
“Mulia itu apa sih?” tanyaku
“ Makmur, sejahtera dan bahagia”  Jawab Ayahku
Kira-kira pukul 9 pagi, aku berangkat ke ladang dengan kakaku tercinta namanya Ari, dialah dewi penolongku soalnya dia selalu membantuku jika ada Pr dan dia selalu membelaku ketika Ayah memarahiku. Aku merasakan semilir padi diladangku begitu sejuk, ditambah lagi keindahan padi yang sebenatar lagi menguning. Aku dan Kakaku menyannyi-nyanyi diladang untuk mengusir burung-burung yang memakan pada kami. Kadangkala, burung-burung yang menghinggapi ladangku tidak pergi-pergi, sehingga aku harus mendekat untuk mengusir mereka. Sedangkan kakaku, hanya berleha-leha tidur di gubuk. Aku hanya bisa pasrah saja, apa yang dilakukan kakaku, soalnya kalau aku tidak nurut apa yang dia katakan pastinya, dia akan mengancamku tidak membantuku mengerjakan tugas sekolah. Bukan itu saja, dia menyuruhku untuk mencarikan keong, katanya dia ingin membuat sate keong. Tapi kali ini mengelak, soalnya aku takut bila mencari keong sindirian. Untung saja Kakaku, membantuku untuk mencari keong bersama-sama. Kami mencari-cari lumpur-lumpu yang super kotor, banyak sekali hewan yang berkeliaran di ladang, ada bekicot, kepiting, ikan kecil-kecil, dan masih banyak lagi. Aku tak percaya, kami bisa mendapatkan keong satu ember. Wah pastinya orang dirumah pasti senang sekali dengan hasil tangkapan kami. Disisi lain, kaki kami gatal semua, tapi tak apalah yang penting entar bisa makan sate keong.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat masa-masa dirumah, sekolah dan kampung berjalan begitu cepat, layaknya baru kemarin aku menikmatinya. Aku sedih sekali berpisah denga teman-teman SD, apalagi berpisah dengan Tari, sahabat terbaiku. Apakah aku bisa menjalani kehidupan ini. berpisah denga teman-temamn kecilku. Aku takut bila aku tak memilki kawan sebaik dia, aku takut dengan orang-orang yang baru aku kenal. Itulah yang menjadi kegundahanku saat ini. Kakaku lah, yang menyemnagti untuk tidak terlalu takut dengan baru. Bukankah setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tentunya akan ada orang-orang baru yang datang dalam hidup kita.

 Tepat tahun 2005, aku lulus dari SD ku, aku berpisah dengan guru-guruku tercinta, yang telah mencerdaskanku selama enam tahun dan tentunnya berpisah dengan teman-teman sekelas. Namun aku tetap berusah memilki keyakinan bahwa kehidupan baru akan segera dimulai dan pastinya aku mendapatkan kehidupan yang lebih indah, bertemu-bertemu dengan orang baik-baik dijagat ini. 

Wednesday 21 January 2015

Yeni Wulansari’s Quotes

Hari-hari berjalan begitu cepat, secepat aliran mobil yang melaju kencang, apakah dengan seiring perkembangan zaman, sudahkah kita memperbaiki kualitas kita. Coba renungkanlah hal itu setiap harinya.   Yeni Wulansari
Satu langkah bertindak, berati ada satu langkah untuk kemajuan kita. Yeni Wulansari. Yeni Wulansari
Semakin banyak kebohongan, semakin banyak kita melakukan hal-hal negatif. Yeni Wulansari
Ketekunan akan sesuatu hal membuat kita akan lebih mahir. Yeni Wulansari
Ambil positif, buang hal negative terhadap orang-orang disekeliling kita. Yeni Wulansari
Buat kejelasan untuk masa depan anda sendiri. Yeni Wulansari
Katakana pada Waktumu, Kita yang akan mengenggam waktu, bukan waktu yang mengenggam Kita. Yeni Wulansari
Action yang banyak berbanding lurus dengan lucky
Try to find “Way” don’t “Excuses” “Yeni Wulansari”
Tak perlu berbelit-belit hanya perlu real action “Yeni Wulansari”
Your relation and environment will be great impact in your life “Yeni Wulansari”
Segores luka membekaskan sebuah sakit yang tak terobati dan segores kebaikan meninggalkan sebuah kenangan terindah yang tak terlupakan dalam hidup kita “Yeni Wulansari”
“Masa muda terlalu singkat hanya disi dengan kegilaan cinta, lebih dahsyat berkarya dan melakukan hal yang positif “Yeni Wulansari”
Dari melakukan hal kecil, kita bisa melakukan hal besar sedikit demi sedikit, bukankah seorang yang sukses itu dimulai dari hal kecil “Yeni Wulansari”
“Ingat waktumu di dunia hanya sebentar, lantas apa yang ingin kau persembahkan pada alammu “Yeni Wulansari”
“Lakukan apa yang ingin kau lakukan, yang paling terpenting sesuatu yang bermanfaat dan paling membahagiakanmu didunia ini” “Yeni Wulansari”
“Tanamlah sebuah kebaikan pada alamu, berilah pupuk yang sebanyak-banyaknya, apa yang kita tanam itu, apa yang kita dapat dalam dunia ini” Yeni Wulansari
“ Awal pertama memang sulit, percayalah bila dilakukan berulang-ulang akan menjadi sebuah kebiasaan yang baik dalam hidup kita” Yeni Wulansari
“Dunia ini penuh misteri, yang perlu kau lakukan, “You have never given up”
“Hargailah, setiap kesukesesan kecil kamu, maka kesuksesan yang besar akan mendatangimu” Yeni Wulansari
 “Create your income through your hobby”
“Buatlah sang pencipta jatuh cinta denganmu, maka alam semesta akan mencintaimu” Yeni Wulansari
“Karakter yang postif akan menumbuhkan kesuksekan di masa depan kita” Yeni Wulansari
“Aku akan tetap berdiri di alamku dengan agung, meski seribu badai menghampiriku” Yeni Wulansari
“Senyum adalah obat yang luar biasa dalam jiwa kita” Yeni Wulansari
“Dengan cinta,membuat kita lebih menyadari tentang pentingnya memahami dan menghilangkan sifat egois yang bersemayam di jiwa kita” Yeni Wulnasari
“Percayalah pada Sang Khalik, Dia akan selalu mendengar kita dan menemani kita sampai ke garis finish” Yeni Wulansari
Masa lalu bukan untuk disesali, dia adalah pembelajaran besar dalam hidup kita” Yeni Wulansari
Berdamai dalam hati adalah  langkah yang baik untuk melakukan sesuatu” Yeni Wulansari
“Ketulusan hati seorang akan melunakan kerasnya hati seorang” Yeni Wulansari
“ Jangan menjadi flow it , rencanakan dan realisasikan mimpi-mimpi indahmu” Yeni Wulansari
“Bila engkau membuat sebuah kebohongan berkali-kali, hilanglah sudah citaramu dengan orang-orang disekitarmu” Yeni Wulansari
“Saat engkau tak bisa berdiri tegak lagi, ingatlah bahwa sang pencipta selalu menemani disetia langkahmu” Yeni Wulnasari
“Berbuatlah baik pada alam semesta, maka alam semesta akan membalas kebaikanmu” Yeni Wulnasari
“Ingatlah bahwa setiap kesalahan yang kita lakukan, ada sebuah pembelajaran untuk hidup kita” Yeni Wulansari


Tuesday 20 January 2015

Budayaku Jiwaku

Ku tatapi negeriku penuh dengan kedamaain jiwa
Memanjakan bola mataku dalam negri hijau ini
Pesonaku hanya memamerkan senyum merekah
Ini tanahku Indonesia, tujuh surga di negeri awan
Dedaunannya memberikan salam kehangatan
Hamparan lautan, samudra memeluk dalam keindahan
Sunda, jawa, batak bagian dalam jiwaku
Melekat dalam irama dentingan nadiku
Tarian-tarian indah surga mengiringi alamku
Pendet, merak, jaipong, saman citra budayaku
Sabang ke marauke melimpahkan kekayaan surgawi
Menorehkan keindahan pembeda tiap tanah surga ini
Memeluknya dalam kedamaain sejati tiap kesatuan negeri 
Wahai engkau, budayku jiwaku
Tetaplah memantulkan keindahan di tiap jiwa negriku
Berdirilah dalam keagungan di indahnya surga alammu
Yang ingin engkau persembahkan pada ibu pertiwi
Indonesia, negri seribu keindahan surga

Yeni Wulansari 21.32/12/12.1

Friday 16 January 2015

January

Irama nada kusenadungkan kembali
Lewat alunan jemari-jemari mungiku
Awal kedamaian dalam jiwa terlukis di januari
Melukiskan balutan syair-syair mimpi di alam
Mamaparkan milayaran bintang bertaburan diangkasa  
Memikul rangkian pegunungan di puncak Himalaya
Oh Januari, bisakah kupetik satu bulan di negrimu
Sedangkan engakau kini jauh dinegri awan
Bukankah jiwaku ingin melinjitkaan 99 cahaya
Di negri kelahiranku, tumpah darah Indonesia
Wahai Januari, langkahku kini semakin tangguh
Hamparan samudra tak kan mampu menghantam jiwaku
Milayaran pegunungan tak menggentarkan dadaku
Mungkinkah ini, salam yang indah berjumpa denganmu
Melijitkan sejuta harapan dalam jiwaku
Hingga akhirnya ku persembahakn mahkota terindah untuk alamku
Yeni Wulansari

5 Januari 2105