Tuesday, 28 January 2014

True Love via Social Network


Hari ini Ines galau, karena teman-teman yang dekat dia sudah memilki pacar sedangkan dia belum memiliki kekasih, dia sering diledekin oleh temannya, dia sendiri heran, karena lelaki yang diledekin itu tak memiliki hubungan yang special padanya, karena kegulauannya dia menulis status yang berisi motivasi untuk dirinya  di twitter dan di facebook, berharap ada orang yang comment dan memperhatikannya. Berharap dengan membuat status itu bisa mengurangi kegundahan yang dirasakan selama ini. Tampaknya statusnya yang dia buat memberikan effect  yang positif pada dirinya, dia mengikuti perkuliahan dengan ringan dan materi yang disampakan masuk dalam pikirannya. Perkuliahan sudah usia, dia berpamitan dengan kedua temannya  Yesi dan Thia. Anehnya saat dia membuka BBMany ada banyak undangan yang masuk. Dia heran dan senang, dia langsung mengkonfirmasi semua undangan tersebut. karena gak ada kerjaan hari ini, dia memulai chatingan seperti “Thanks for your invite brother”
Sebenarnya dia agak geli dengan tingkahnya, tapi mumpung dia single buat jadi gebetan gumamanya dalam hati. Dari chatingannya tersebut ada yang membalas dan menjadi partnernya , tapi maslahnya dia berada di luar jawa. Namanya tata umur 22 tahun, status single dan mahasiswa. Ines selalau chatingan dengan tata, bahkan dia sering tersenyum sendri, hingga kedua temannya bilang bahwa dia sedang dilanda badai cinta. Tampaknya ines benar-benar  hatinya telah terjatuh padanya meski hanya lewat via suara, gambar dan text. Apalagi lelaki itu ternyta smart, religious dan seorang pengusaha. Ines semakin menjadi-jadi. Karena dia sesuai dengan criteria suaminya. Tiga minggu berlalu sejak perkenalan itu, ines terkejut saat menerima chat dari tata
“My true friend, Insya Allah aku besuk  bulan januari ada bisnis di Cibinong, ketemeuan yuk disana”
Ines hanya menjawab oke,,,
Ines kaget ternyata tata hanya mengangap dia sebagai sahabat sejati, hatinya benar-benar terluka, ines menyadari bahwa dia terlalu percaya diri untuk menyimpulkan tata juga menyukainya. Sejak saat itu dia jarang chat dengan dia dan berdoa dia mendapat jodoh yang baik seperti tata.
Hari ditunggu pun tiba, ines hanya bermake up biasa untuk bertemu denganya karena dia tak mau berharap hal yang mungkin tak terjadi. Kira-kira mereka akan bertemu pukul 10 pagi. Ines memakai pakain baju biru langit kesukaanya, jaraknya dengan cibinong 1km. hati ines sangat dag-dug tak menentu bahkan lebih dahsyat saat dia bertemu dengan pacar pertamanya. Tiba-tiba ada seorang dari belakang
“Apa benar ini mbak ines?” Ini saya tata mbak
“ia” dengan nada terkejut dan senang
Mereka tampak malu untuk memulai pembicaraan, hanya senyum sendiri dan kadang mulai berbicara. Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan-jalan ke pantai, dan ines sebagai guide dengan mobil Avanza milik tata. Di pantai mereka berdua berlari-lari seperti anak kecil. Awalnya tata tidak berani memegang tangan ines, karena tak bisa menahan gejolaknya dengan segera memegang tangan ines dengan perlahan. Akhirnya mereka berjalan berdua dengan berpegangan tangan, mereka ngobrol tentang banyak hal, hingga lupa waktu. Sebelum mereka berpisah tata mentraktir makan dengan ines, karena dia sudah berjanji untuk mentraktir innes, kalau perlu sih ines makanya sampai muntah-muntah. Baru pertama kali ines masuk restoran VIP, dia takut membuat diriya malu. Untung saja makannya pakai sendok dan garpu, dia sudah terbiasa begitu. Direstoran mereka saling curi pandang dan memfoto satu sama lain. Mereka hanya tersenyum dan memamerkan gigi. Karena kemalaman ines diantarkan pulang tata. Dalam hati ines, begitu berat harus berpisah dengannya, meski hanya sekali bertemu namun akan tersimpan indah tata untuknya walau hanya sebagai True Friend.
Sejak pertemuan itu tak ada lagi kabarnya, tiap ines menghubunginya tak satupun balasan darinya. Ines tak mengerti mengapa dia tak memberi kabar, hari-hari ines menjadi kelabu dan dia sering melamun dikamaranya. Hal ini membuat orangtuanya khawtir hingga dia pernah di bawa kerumah sakit, karena tingkahnya yang menangis kemudia dia tertawa. Bukan itu saja, dia sudah bolos kuliah selama satu minggu.
Banyak dari temannya yang datang ke rumahnya untuk menghiburnya, tetap hal itu gagal untuk membuat ines bangkit kembali.
Malam itu, ada seorang lelaki datang ke rumah innes, ibunya menyuruh ines untuk keluar dari kamarnya, karena ibunya tak mengenal lelaki tersebut. Ines  segera keluar tanpa kerudungnya,
“Lo, ines kok gak pakai kerudung dan matanya tembem” tanya tata
Ines baru menyadari hal itu, dia sangat malu apalagi didepan pangeran idamannya. Dia segera mencuci mukanya dan berjilbab. Tak lama dia menuju keruang tamu
“kok,tata tidak pulang ke pekanbaru” tanya ines
“ada hal yang ketingglan disini”
“apa itu tata”
Perlahan-lahan tata mendekati ibu innes
“Ibu ines, bolehkah aku melamar anak ibu, aku tak menginginkan pacaran dengannya, yang kuinginkan dia menjadi istriku” tanya tata
Ibu ines terkejut mendengar hal itu, dia tak tahu harus menjawab apa, akhirnya dia menyuruh anaknya untuk menjawab sendiri.
“tapi, apa mungkin tata mau menerima kelemahanku, aku masih jauh sempurna dari dirimu, aku bukan istri idaman yang baik, aku tak pandai memamsak, aku mudah marah, agamaku masih berkurang apalagi aku belum bekerja dan masih kuliah, dibandingan denganmu, tata orang baik, sukses, religious apalagi tidak suka marah” jawab ines
Tata hanya tersenyum mungil didepanku dan ibuku
“Tak peduli, kelemahanmu, yang kusuka darimu, kau mau berlatih memperbaiki dirimu baik dari hal kecil dan besar, kulihat dari statusmu. Walau kau masih memilki banyak kekurangan, aku yang akan menjadi guidemu untuk memperbaiki semua itu, aku berterima kasih pada Allah, karena Allah telah mempertemukanku padamu, apakah kau masih ingin menolakku duhai calon bidadariku? Jawab tata
“I’m Speechless tata, oke I wanna be with you oh my ideal husband?
“Horeeee, I getting married with Inez, thanks my Allah.
Malam itu merupakan hari kebahagian mereka, ternyata tata tidak menghubunginya untuk mengendalikan nafsunya. Karena dia ingin menjadikan ines sebagai istrinya bukan pacarnya.

By Yeni Wulansari





Ayah yang luar biasa


Diana adalah putri bapak bambang , seorang  tukang becak yang bersekolah sekolah di SMA N 1 Cibinong. Dia adalah putri satu-satuny yang dimanja, wajar kalo keinginnya tercapai semua. Kadangkala untuk memenuhi keinginanya , ayahnya  rela untuk bekerja sampai larut malam. Walaupun dia bukan dari orang yang berada tapi kelakuannya seperti orang kaya. Pernah sekali ayahnya tidak memenuhi keinginanya, dia mengancam untuk kabur dari rumah. Terpaksa ayahnya harus memenuhi apa yang dia mau. Menjelang hari kelulusan Diana ingin berkuliah di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat. Ayahnya menyanggupi asalkan dia mendapat beasiswa untuk berkuliah. Sejak kejadian itu dia belajar rajin. Pagi, siang dan sore dia habiskan waktunya untuk belajar. Ayahnya senang melihat anaknya yang rajin, tap disisi lain dia khawatir jika anaknya diterima. apa yang akan terjadi pada anaknya. Untuk mendaftar kuliah saja,masih belum ada biayanya. Namun hal ini tak membuat dia putus asa, dia berencana untuk bekerja sebagai kuli bangunan dan meninggalkan pekerjaan tukang becak untuk sementara waktu. Hari-hari yang ditunggu pun tiba, Diana begitu anthusias untuk tes hari ini, dia diantarkan ayahnya dengan menggunakan becak. Sebenarnya dia sangat malu berangkat tes dengan menggunkan becak, dia terpaksa karena tak ingin mengecewakan ayahnya. Diana segera masuk ke ruang tes, tanpa mempedulikan ayahnya. melihat hal tersebeut ayahnya hanya bisa tersenyum, dia yakin bahwa anak yang keras kepala ini, akan sadar dan menjadi orang hebat. Tak perlu berlama-lama untuk mengerjakan soal tes tersebut. dalam waktu satu jam dia sudah selesai dan dia keluar denga wajah riang, dia yakin bahwa dia akan diterima di UI. Sesampai dirumah dia memberitahu ayahnya bahwa dia yakin akan lolos. Dia menuntut untuk membeli baju, sepatu, buku, make up untuk keperluan kuliah.
“ Nak, ayah akan menyanggupi apa yang kau mau, tapi untuk saat ini, belum ada biayanya”
“lantas kapan yah, aku malu pakai baju yang lama”
“Ya kalau sudah diterima, pasti ayah akan tepati”
“ Horeee”
Wajah Diana yang semula mendung menjadi cerah mendengar hal itu. Sebulan kemudian pengumuman SNMPTNn akan diumumkan online hari ini. Tak tanggung-tanggung pagi-pagi dia sudah pergi ke “WARNET” (Warung Internet). Diana keluar dengan wajah yang riang, apa yang menjadi firasatnya menjadi nyata. Dengan segera dia memberi tahu kabar ini pada ayahnya, dia tak lupa untuk meminta uang untuk membeli baju. Dia begitu bahagia, sampai-sampai dia tak tahu berapa lama dia menghabiskan waktunya untuk shopping sampai-sampai dia ketinggalan angkutan terakhir. Untung saja masih ada becak, yang bisa mengantarkan dia kerumah.
“Mbak turunnya dimana?”
“Di cibinong, pak, kira-kira biayanya berapa ya, soalnya uang saya tinggal Rp. 5.000,”
“ Ohh, tidak usah bayar mbak, soalnya saya juga orang cibinong, jadi kan satu arah”
“Terima kasih pak”
“Sama-sama mbak, mbak kelihatan bahagia ada apa emangnya mbak”
“Ya bahagia dunk pak, saya kan bisa di Universitas terbaik ketiga di Indonesia, yaitu UI.
“ Mesti mbak dari keluarga yang kaya kan. Hayoo ngaku”
“ Gak, pak, bapak kerjanya kayak bapak”
“Wah hebat dunk mbak, anak tukang becak kuliah di UI. Saya aja mau kuliahin anak belum bisa-bisa mbak, maklum mbak, pendapatan saya satu hari paling banyak Rp. 50.000, mbak kenal sama Pak Bambang
“Pak Bambang. Ia kenal emang kenapa Pak?
“Ya kan anaknya juga kulaih kayak mbak . Dia seorang pekerja keras lo mbak, dari pukul 07.00 sampai pukul 21.00 malam dia bekerja, sekarang sih dia tidak bekerja sebagai tukang becak, saya mendengar dari teman-teman dia sekarang bekerja sebagai Bangunan. Dia hampir pernah jatuh lo mbak dari lantai 20, Atasannya sih sudah memperingatkannya agar tidak bekerja lagi, tapi bapaknya sih nekad. Kasihan ya mbak sudah tua kok masih bekerja keras, tapi saya kagum dengan dia, walau sudah lanjut usia dia masih bekerja hanya untuk menyekolahkan anaknya. Pokoky Bapak yang luar biasa deh”
Mendengar cerita tadi, Diana tertegun sampai dia menetesskan air mata, ternyata selama ini, ayahnya banting tulang untuk sekolahannya, dia tak membayangkan, biaya dari mana untuk kuliahnya kelak. Tak lama, dia keluar dari becak, tanpa mengucapkan sepatah kata pada Bapak becak tadi, hatinya telah hancur ternyata ulahnnya selama ini telah membuat ayahnya sengsara. Dia menunggu ayahnya di luar rumah, tanpa mempedulikan hujan yang turun deras. Berjam-jam dia menunggu, anehnya belum muncul-muncul juga. Pikirannya bercampur negative, dia takut jika ayahnya di panggil sang khalik. Dia menangis keras sampai menembus langit.
“Ada, apa nak, kok belum masuk kerumah”
“Ayah” dengan nada yang erak
Dia memeluk ayahnya dengan erat, sampai-sampai ayahnya sulit bernafas. Segera mereka masuk kedalam rumah. Dia menceritakan pada ayahnya, untuk menunda kuliahnya dulu, awalnya ayahnya menolak permintaanya, tapi Diana berusaha membujuknya, dia ingin bekerja selama satu atau dua tahun dulu. Ayahnya senang melihat kemandirannya itu. Sejak kejadian itu Diana bekerja di sebuah Pabrik di Depok dan ayahnya tetap menjadi seorang tukang becak lagi.
Banyak orang tua di dunia ini yang rela berkorban untuk anaknya, sampai mereka menaruhkan nyawa untuk kebahagian anaknya, hendaknya kita menghargai setiap apa yang diberikan orang tua pada kita dan membalas kebaikan mereka. Salam Sukses Luar Biasa…..Pembaca
Penulis
Yeni Wulansari

Belajar dari seorang anak petani



Panggil saja namaku ryan seorang pemuda berusia 20 tahun mahasiswa Universitas Indonesia fakultas sastra inggris. Aku beruntung masuk kampus ini, meskipun lewat jalur terakhir, maklumlah orangtuaku dari orang berada. Apapun yang kuminta pasti mereka akan menurutiku. Hal ini membuatkku menjadi anak manja. Pulang dan berangkat kekampus dijemput oleh supirku. Hingga aku tidak mempunyai teman dikampus. Kadang aku merasa kesepian dirumah,orangtuaku sibuk dengan kesibukannya sendiri namun mereka selalu menyenggangkan waktu setiap seminggu sekali. suatu ketika aku pernah meminta izin kepada orangtuaku untuk tinggal di asrama dengan alasan aku sering kesepian dirumah dan tidak memiliki teman. Awalnya mereka tidak mengizinkanku, namun dengan bersikerasku mereka mengizinkanku. Tiga hari kemudian aku masuk asrama, awalnya aku merasa gerah ditempat yang kecil ini. Apalagi ditambah dengan antri dikamar mandi. Membuatku muak dan kesal dengan teman-teman asrama hingga aku tidak memiliki teman diasrama. Kadang aku merintih kesakitan disini tak ada tempat kasur empukku, beef dan pastinya kedua orang tuaku. Selama tiga hari aku seperti tersiksa bahkan aku ingin keluar dari gubuk yang jelek ini namun aku tak mungkin mengecewakan orang tuaku. Aku mendapat berita dari pengurus asmara bahwa besuk ada anak baru yang ditempatkan dikamarku. Maklumlah dikamar aku hanya sendiri, aku berharap dia patuh padaku pastinya dia harus rapi dan bersih, karena aku benci dengan namanya kotoran. Aku dag-dig-dug tak karuan orang apa yang akan Tuhan turunkan padaku. Terdengar ketokan dari kamarku. Keesokan harinya
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, oh bapak asrama, masuk pak ada urusan apa ya pak”
“ ini temanmu sekamar sudah datang, Mas Yongki masuk mas”
Aku terkejut melihatnya dia, dia begitu tampan, bersih dan rapi, bahkan aku kalah, bisa dibilang 1112,aku 11 dia yang 12 haduh (ujar dalam pikiranku)
“Oh ini namanya mas ryan, saya yongki dari cibinong bogor, fakultas Akuntasi”
“ Kalau saya Ryan, dari cilodong fakultas sastra inggris mas”
Pembicaraan itu berakhir begitu saja, aku menyuruhnya untuk tidur diatas dan dia kusisakan lemari yang kecil, anehnya dia tidak marah dan senyum manis padaku. Tampaknya dia tidak kelelahan, selesai dia membereskan pakaian dia belajar sampai pukul 22.00 Wib.  Keesokan harinya yongki membangunkanku, aku jengkel dan memarahinya pagi-pagi sudah membangunkanku, dia hanya terdiam saat aku memarahinya,  sehabis aku memarahinya, yongki memberitahukanaku bahwa ada mata kuliah “SYANTAX” pukul 07.00, segera aku melihat jadwal dengan segera aku bergagas mandi. Keberuntungan sedang berpihak padaku aku tidak terlambat dan aku senang karena presntasiku berjaan lancar. Bahkan dosen dan teman-teman memberikan appaluse padaku. Dari presentasiku hari ini banyak teman-teman yang mengenalku. Usia mata kuliah ada temanku Riri dan Yusi mengajaku ke kantin, tanpa berpikir panjang aku setuju dengan kedua wanita cantik tersebut. ternyata bergaul dengan wanita sangat menyenangkan bahkan aku tidak sadar satu jam aku habiskan dengan mereka.
“Mas Ryan, bolehkah aku bergabung dengan kalian” tanya yongki
“hmmm. Ia boleh”
“Siapa dia Ryan” Tanya Riri dan Yusi
“Oh dia teman sekamarku namanya Yongki”
“Wah, ternyata saya ada kuliah, permisi dulu  Mas Ryan dan Mbak”
Nampaknya kedua teman baruku menyukai yongki terbukti mereka meminta telepon dia.
Tiba diasrama aku melihat Yongki belajar, aku sadar perbuatanku tadi pagi keterlaluan, aku meminta maaf padanya, dia hanya tersenyum padaku dan katanya yang aku senang dari perkataanya “ tidak apa-apa mas, maklumlah manusia”, aku tak tahu mengapa aku sedikit menyukai orang ini, biasanya aku membutuhkan waktu lama untuk simpati dengan orang asing.
“ Mas Ryan besuk ada kuliah”
“Jangan panggil saya mas, panggils saja Ryan, kebetulan besuk tidak ada mata kuliah”
“ Oke, Ryan, wah bagus dunk, mau tidak besuk aku ajak Sosialasi”
“Woow, great idea, ia boleh deh “
Keesokan harinya pukul 08.00 kita berangkat, tapi anehnya hanya diikuti lima orang, ternyata aku diajak ditempat kumuh bau dan becek, awalnya aku ingin pulang tapi sayangnya aku tidak tahu arus jalan pulang, disini kami membagikan makan-makanan kepeda orang miskin, berbagai ilmu dan berbagi kebahagian, aku kagum pada yongki disamping dia memliki wajah yang rupawan, baik, peduli sesama orang yang tidak mampu. Anehnya hal yang tadi tidak menggembirakan berubah menjadi menyenangkan. Sejak kejadian ini aku dan yongki menjadi akrab, dia selalu menjadi teman keluh kesahku dan dia teman-teman satu-satunya di asrama ini. Bahkan teman-teman sekelasku sering berkunjung keasramaku hanya untuk bertemu dengan yongki. Dia selalu berbagai ilmu kepada teman-temanku, sesekali dia bercanda memberikan humor bahkan dia rela mengerjakan tugas kami. Tak terasa enam bulan aku berada diasrama ini, anehnya aku tidak begitu merindukan orangtuaku, orangtuaku menyuruh pulang kerumah aku berencana mengajak yongki. Seminggu kemudian aku dan yongki pulang kerumahku, setiba dirumah orangtuaku memelukku, mereka menangis sampai aku terharu. Nampaknya aku dirumah bukan menjadi anak pemalas lagi, terbukti aku membantu pekerjaan pembantuku, bangun pagi dan tidak tergantung pada pembantuku lagi. Aku senang ternyata orangtuaku juga menyukai Yongki, bahkan mereka berterimaksih padanya karena sudah mengubah perilaku anaknya yang manja. Dia selalu tersenyum dan berkata “Ini Semua adalah ajaran dari orangtuaku”. Tiga hari berlalu, aku dan yongki akan pergi kerumah Yongki. Yongki memberitahuku agar aku tak tekejut dengan kondisi rumahnya. Perjalanan kerumahnya begiti jauh dan melelahkan , hingga aku ingin mabuk darat, ditambah lagi jalan kaki selama tiga jam seperti menyebrang samudra dirumahnya. Aku begitu terkejut ketika melihat rumahnya yang sempit, jauh dari perkotaan dan rumah yang ingin runtuh, bahkan tidak pantas untuk dibilang rumah, aku ingin meneteskan air mataku melihat kondisi rumahny, namun aku harus menahannaya dan menujukan wajahku yang riang. Ayah yongki sangat baik padaku, dia tahu aku sangat kelelahan dia memijat tubuhk dan bercerita tentang yongki, hingga aku terpulas tidur dalam ceritanya. Keesokaan harinya aku diajak pergi keladang yongki, ternyata hari ini keluarga yongki memanem padi, aku membantu mereka, awalnya yongki tidak mengizinkanku, tapi aku bersikeras memohon padanya, dengan segera aku mengambil sabit, walau sangat melelahkan aku senang bisa membantu sahabatku Yongki. Malam harinya kami makan bersama dengan lauk tempe, tahu ditambah dengan sambal tomat, pertama kalinya dalam hidupkku seperti ini, ternyata makan ini begitu enak dan lezat. Semenjak kejadian itu aku merasa orang yang paling beruntung didunia, aku kira Yongki anak kaya ternyata dia hanya anak petani, aku begitu iri dengannya, dia suka memberi walau dia bukan dari orang berada. Hari-hariku kini begitu menyenangkan dikampus, rumah maupun asrama, aku kini memiliki banyak teman, prestasiku semakin baik bahkan aku mempunyai pacar bernama Yusi yang aku sukai mulai awal masuk kuliah, Terimakasih Tuhan, Engkau mempertemukanku dengan Yongki, Hadiah Sahabat yang kau berikan padaku dan aku akan belajar dari kebaiakan dari sahabatku ini.
 Banyak orang yang datang dan pergi dalam hidup kita, hendaknya sebagai seorang manusia kita harus mengambil hal-hal baik dan positif pada setiap orang untuk membuat diri kita menjadi pribadi yang unggul dan berkulaitas.
Penulis
Yeni wulansari

Pengorbanan seorang anak


Ada seorang bapak yang bernama Bapak Raka, dia memiliki dua anak laki-laki.  Mereka adalah fafa dan ryan. Saat ini fafa duduk dibangku SMA dan ryan baru SMP. Mereka  tergolong anak yang pandai dan penurut, karena sejak kecil mereka dididik ayahnya dengan keras dan peratuaran yang ketat. Maklumlah selain dia menjadi ayah di juga harus menjadi seorang ibu, karena ibu mereka meninggal ketika fafa dan ryan berumur tiga dan dua tahun. Saat mereka masih kecil, bapak raka harus memandikan dan memberikan makan sebelum berangkat kerja. Kemudian dia menitipkan anaknya kepada pengasuh anak-anak dekat dengan rumahnya. Dia bekerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore, kadang-kadang dia juga pulang malam, hal itu dia lakukan teus menerus tanpa ada rasa lelah. Sebelum istrinya meninggal dia mendapat amanat agar dia menikah lagi, tapi dia lebih suka sendiri, karena baginya istrinya selalu hidup dalam hatinya. Kini, dia sedikit mengurangi jam kerajanya dikantor. Dia harus fokus pada anaknya, karena kalau tidak dipantau, takutnya mereka salah dalam pergaulan, melihat di dunia globalisasi ini banyak hal-hal negativeyang terjadi. dia mengatur dari teman mereka siapa saja, belajar dan melarang pacaran sampai mereka masuk ke perguruan tinggi. Sempat fafa dan ryan membantah dengan peraturan yang dibuat anaknya, apalagi tidak boleh pacaran, mereka takut dibilang jadul alias jaman dahulu. Tapi dengan watak ayahnya yang keras, tak mungkin mereka membantah peraturan yang dibuat ayahnya. seiring waktu berjalan ternyata ternyata peraturan yang dibuat ayahnya memberikan dampak postif pada mereka. Mereka mendapat juara pertama dan menjadi siswa terbaik disekolahan mereka masing-masing.
Malam itu fafa dan ryan masuk keruang kamar kerja ayannya. Dilihatnya ayahnya yang sibuk didepan komputer, mereka memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.
“Apakah ayah sibuk besuk untuk hari minggu” tanya fafa
“Tidak nak, memang ada hal apa sih”
“ Ayo, yah besuk jalan-jalan ke Trans Studio Bandung, kan udah lama kita tak pergi kesana, terakhir kita kesana waktu tiga tahun yang lalu”
“ Hmm, gimana ya,,, ia besuk kita kesana”
“Horeee” sahut fafa dan ryan
Mereka bersorak gembira, mendengar keputausan ayahnya,, karena gembiranya ryan menutahkan air kopi dikertas ayahnya, padahal kertas itu harus dikumpulkan besuk pagi lewat faksmile, anehnya ayahnya tak marah pada mereka. Kemudian mereka disuruh keluar dari kamar kerja ayahnya, karena mereka besuk akan berangkat pukul 6 pagi dari rumah. Mereka merasa bersalah atas peristiwa tadi. Jam menujukan pukul 9 malam, mereka segera beranjak tidur. Kira-kira pukul 3.45, ryan terbangun untuk kekamar kecil. Diam-diam dia mengintip ke ruang kerja ayahnya, dia melihat ayahnya masih didepan komputer, ryan sangat kasihan melihat ayahnya ang sedang kelelahan, ingin sekali dia membantu ayahnya untuk bekerja, tapi dia belum memiliki kemampuan yang cukup seperti ayahnya. kira-kira pukul 4, dia melihat ayahnya baranjak tidur.
Keesokan harinya mereka berangkat ke Trans Studio Bandung kira-kira untuk pergi kesana membutuhkan waktu tiga jam. Diam-diam ryan menatap wajah ayahnya, dilihat kedua matanya yang kemerahan dan wajahnya yang sedikit pucat. Ryan tak bisa menahan air matanya, tak beberapa lama dia menangis melihat pengorbanan ayahnya yang menyelesiakan lembaran kerja tadi malam, itu semua adalah kesalahan ryan. Bapak riko sangat bingung melihat anaknya menangis, kemudian bapak riko menyuruh fafa untuk menghiburnya.
Pukul 09.00 mereka sampai di lokasi itu. Mereka segera masuk dan tidak sabar untuk bersenang-senang. Hari itu benar-benar hari kebahagian mereka. Memang wahana di trans studio bandung benar-benar membuat turis merasakan kepusan yang luar biasa. Ayah mereka berjanji dia akan meluangkan waktunya untuk berliburan sebulan sekali ditempat yang disukai fafa dan ryan.
Di awal masuk sekolah bapak riko mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan satu penglihatanya, bukan itu saja, ia juga kehilangan pekerjaanya di kantor, karena dapat merusak citra perusahaannya. Tapi hal ini tak membuat dia putus asa, dia selalu melamar pekerjaan dari satu kantor ke kantor lain  tetap saja dia ditolak disebabkan oleh keterbatasan fisiknya, karena tak mendapatkan pekerjaan apapun dia memutuskan untuk menjadi kuli bangunan, hal ini membuat anaknya iba kepada bapak riko dan mereka ingin keluar dari sekolah untuk mencari pekerjaan demi ayahnya. mendengar berita itu ayanhnya marah-marah tak karuan, dengan berat hati mereka mematuhi perintah ayahnya.
Awal menjadi kuli bangunan terasa begitu sulit bagi bapak riko, maklumlah dia tak terbiasa dengan hal itu, banyak dari mereka yang menghinanya kerana pekerjaan yang tidak baik dan keterbatasan fisiknya.  Seperti “ kamu itu bodoh, tolol, tidak berguna, cacat menyusahkan dan masih banyak lagi”. Tapi hal itu tak membuat dia putus asa meskipun dia diperlakukan setiap hari seperti itu.  Pernah sekali ryan bolos sekolah, diam-diam dia mengikuti ayahnya, tempat dimana bekerja. Ryan menangis melihat ayahnya di perlakukan oleh semua karyawan yang bekerja disitu,  dia seperti terkena cambuk 1000 kali. Dia tak mampu menahan air matanya itu, dia memutuskan untuk segera pulang.
Hari ini merupakan hari kebahagian bapak riko, ternyata dia mendapat donor mata untuk nya. Dia segera pergi kerumah sakit untuk melakukan operasi dan menghubungi anak-anak untuk menemaninya.
Operasipun berjalan lancar, anehnya dia tak melihat ryan saat pertama kali membuka matanya. Dia mencoba menghubunginya tapi tak ada jawaban satupun darinya. Tiba-tiba dokter memberikan surat kepada bapak riko, surat tersebut dari  sang pendonor mata. Perlahan-lahan bapak riko membuka surat tersebut
Dear Ayahku yang luar biasa
Saat ayah membaca surat ini, aku sudah di sudah ditempat yang jauh disana yaitu disurga, ayahku yang luar biasa, kau begitu hebat bagiku, kau bagaikan cahaya penerang di kegelapanku,  kau ayah yang tak pernah marah atas kesalahanku, kau mendidiku sejak kecil, kau memberikan kasih sayang yang luar biasa, apakah kau ingat aku pernah melakukan kesalahan yang besar saat aku menumpahkan kopi di lembar kertas kerjamu, tapi kau tak pernah mengeluh atas semua ulahku, bahkan kau rela mengorbankan nyawa untuk aku dan kak fafa. Ingin sekali aku mendonorkan satu mataku untukmu, tapi aku bertanya pada dokter, hal ini tak boleh dilakukan, jika ingin mendonorkan, orang itu harus dalam keadaan meninggal. Mendengar perkataan dokter itu, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku, waktu kecil aku takut yang namanya meninggal, seperti apa yang terjadi pada ibu. Bagiku hal ini hal yang membahagiakan bagiku bisa membuat hidup normal kembali dan aku tak takut meninggal . Dulu waktu kecil sebelum aku tidur, ayah selalu membacakan cerita  Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan nyawa untuk ayahnya. Ayah jangan menangis dengan keputusanku ini, pengorabananku hanya sedikit dibandingkan ayah. Berjanjilah padaku, ayah akan bergembira dengan kaka fafa untuk  menjalani hidup dan selalu bersemangat. Aku dan Ibu disini bergembira. Maka itu ayah dan kaka fafa harus bahagia ya?
Ayahku memang luar biasa hebatnya, Aku Sayang Ayah hari ini, besuk dan selamanya, tak ada yang hebat kecuali ayahku. Ayahku Inspirasiku dan semangat hidupku.
Ryan
Usia membaca surat tersebut bapak riko dan fafa menangis histeris kemudain mereka bergagas melihat mayat tersebut. melihat mayat anaknya bapak riko jatuh pingsan. Bangun dari pingsannya dia segera mungkin menguburkan anaknya. Bapak riko sangat bangga pada anaknya yang baru berusia 14 tahun rela mengorbankan nyawanya untuk dirinya.
Sudah satu tahun di tinggal ryan, kini bapak riko bekerja kembali di kantor dan dia sekarang benar-benar mengurangi aktivitasnya untuk bekerja dan benar-benar ingin menjaga dan menyanyangi fafa. Dia juga berjanji untuk selalu bahagia dan bersemangat dalam menjalani hidup.
By Yeni Wulansari