Panggil saja namaku ryan seorang pemuda berusia 20 tahun
mahasiswa Universitas Indonesia fakultas sastra inggris. Aku beruntung masuk
kampus ini, meskipun lewat jalur terakhir, maklumlah orangtuaku dari orang
berada. Apapun yang kuminta pasti mereka akan menurutiku. Hal ini membuatkku
menjadi anak manja. Pulang dan berangkat kekampus dijemput oleh supirku. Hingga
aku tidak mempunyai teman dikampus. Kadang aku merasa kesepian dirumah,orangtuaku
sibuk dengan kesibukannya sendiri namun mereka selalu menyenggangkan waktu
setiap seminggu sekali. suatu ketika aku pernah meminta izin kepada orangtuaku untuk
tinggal di asrama dengan alasan aku sering kesepian dirumah dan tidak memiliki
teman. Awalnya mereka tidak mengizinkanku, namun dengan bersikerasku mereka
mengizinkanku. Tiga hari kemudian aku masuk asrama, awalnya aku merasa gerah
ditempat yang kecil ini. Apalagi ditambah dengan antri dikamar mandi. Membuatku
muak dan kesal dengan teman-teman asrama hingga aku tidak memiliki teman
diasrama. Kadang aku merintih kesakitan disini tak ada tempat kasur empukku,
beef dan pastinya kedua orang tuaku. Selama tiga hari aku seperti tersiksa
bahkan aku ingin keluar dari gubuk yang jelek ini namun aku tak mungkin
mengecewakan orang tuaku. Aku mendapat berita dari pengurus asmara bahwa besuk
ada anak baru yang ditempatkan dikamarku. Maklumlah dikamar aku hanya sendiri,
aku berharap dia patuh padaku pastinya dia harus rapi dan bersih, karena aku
benci dengan namanya kotoran. Aku dag-dig-dug tak karuan orang apa yang akan
Tuhan turunkan padaku. Terdengar ketokan dari kamarku. Keesokan harinya
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, oh bapak asrama, masuk pak ada urusan apa ya
pak”
“ ini temanmu sekamar sudah datang, Mas Yongki masuk mas”
Aku terkejut melihatnya dia, dia begitu tampan, bersih dan
rapi, bahkan aku kalah, bisa dibilang 1112,aku 11 dia yang 12 haduh (ujar dalam
pikiranku)
“Oh ini namanya mas ryan, saya yongki dari cibinong bogor,
fakultas Akuntasi”
“ Kalau saya Ryan, dari cilodong fakultas sastra inggris mas”
Pembicaraan itu berakhir begitu saja, aku menyuruhnya untuk
tidur diatas dan dia kusisakan lemari yang kecil, anehnya dia tidak marah dan
senyum manis padaku. Tampaknya dia tidak kelelahan, selesai dia membereskan
pakaian dia belajar sampai pukul 22.00 Wib.
Keesokan harinya yongki membangunkanku, aku jengkel dan memarahinya
pagi-pagi sudah membangunkanku, dia hanya terdiam saat aku memarahinya, sehabis aku memarahinya, yongki
memberitahukanaku bahwa ada mata kuliah “SYANTAX” pukul 07.00, segera aku
melihat jadwal dengan segera aku bergagas mandi. Keberuntungan sedang berpihak
padaku aku tidak terlambat dan aku senang karena presntasiku berjaan lancar.
Bahkan dosen dan teman-teman memberikan appaluse padaku. Dari presentasiku hari
ini banyak teman-teman yang mengenalku. Usia mata kuliah ada temanku Riri dan
Yusi mengajaku ke kantin, tanpa berpikir panjang aku setuju dengan kedua wanita
cantik tersebut. ternyata bergaul dengan wanita sangat menyenangkan bahkan aku
tidak sadar satu jam aku habiskan dengan mereka.
“Mas Ryan, bolehkah aku bergabung dengan kalian” tanya yongki
“hmmm. Ia boleh”
“Siapa dia Ryan” Tanya Riri dan Yusi
“Oh dia teman sekamarku namanya Yongki”
“Wah, ternyata saya ada kuliah, permisi dulu Mas Ryan dan Mbak”
Nampaknya kedua teman baruku menyukai yongki terbukti mereka
meminta telepon dia.
Tiba diasrama aku melihat Yongki belajar, aku sadar
perbuatanku tadi pagi keterlaluan, aku meminta maaf padanya, dia hanya
tersenyum padaku dan katanya yang aku senang dari perkataanya “ tidak apa-apa
mas, maklumlah manusia”, aku tak tahu mengapa aku sedikit menyukai orang ini,
biasanya aku membutuhkan waktu lama untuk simpati dengan orang asing.
“ Mas Ryan besuk ada kuliah”
“Jangan panggil saya mas, panggils saja Ryan, kebetulan besuk
tidak ada mata kuliah”
“ Oke, Ryan, wah bagus dunk, mau tidak besuk aku ajak
Sosialasi”
“Woow, great idea, ia boleh deh “
Keesokan harinya pukul 08.00 kita berangkat, tapi anehnya
hanya diikuti lima orang, ternyata aku diajak ditempat kumuh bau dan becek,
awalnya aku ingin pulang tapi sayangnya aku tidak tahu arus jalan pulang,
disini kami membagikan makan-makanan kepeda orang miskin, berbagai ilmu dan
berbagi kebahagian, aku kagum pada yongki disamping dia memliki wajah yang
rupawan, baik, peduli sesama orang yang tidak mampu. Anehnya hal yang tadi
tidak menggembirakan berubah menjadi menyenangkan. Sejak kejadian ini aku dan
yongki menjadi akrab, dia selalu menjadi teman keluh kesahku dan dia
teman-teman satu-satunya di asrama ini. Bahkan teman-teman sekelasku sering
berkunjung keasramaku hanya untuk bertemu dengan yongki. Dia selalu berbagai
ilmu kepada teman-temanku, sesekali dia bercanda memberikan humor bahkan dia
rela mengerjakan tugas kami. Tak terasa enam bulan aku berada diasrama ini,
anehnya aku tidak begitu merindukan orangtuaku, orangtuaku menyuruh pulang
kerumah aku berencana mengajak yongki. Seminggu kemudian aku dan yongki pulang
kerumahku, setiba dirumah orangtuaku memelukku, mereka menangis sampai aku
terharu. Nampaknya aku dirumah bukan menjadi anak pemalas lagi, terbukti aku
membantu pekerjaan pembantuku, bangun pagi dan tidak tergantung pada pembantuku
lagi. Aku senang ternyata orangtuaku juga menyukai Yongki, bahkan mereka
berterimaksih padanya karena sudah mengubah perilaku anaknya yang manja. Dia
selalu tersenyum dan berkata “Ini Semua adalah ajaran dari orangtuaku”. Tiga
hari berlalu, aku dan yongki akan pergi kerumah Yongki. Yongki memberitahuku
agar aku tak tekejut dengan kondisi rumahnya. Perjalanan kerumahnya begiti jauh
dan melelahkan , hingga aku ingin mabuk darat, ditambah lagi jalan kaki selama
tiga jam seperti menyebrang samudra dirumahnya. Aku begitu terkejut ketika
melihat rumahnya yang sempit, jauh dari perkotaan dan rumah yang ingin runtuh,
bahkan tidak pantas untuk dibilang rumah, aku ingin meneteskan air mataku
melihat kondisi rumahny, namun aku harus menahannaya dan menujukan wajahku yang
riang. Ayah yongki sangat baik padaku, dia tahu aku sangat kelelahan dia
memijat tubuhk dan bercerita tentang yongki, hingga aku terpulas tidur dalam
ceritanya. Keesokaan harinya aku diajak pergi keladang yongki, ternyata hari
ini keluarga yongki memanem padi, aku membantu mereka, awalnya yongki tidak
mengizinkanku, tapi aku bersikeras memohon padanya, dengan segera aku mengambil
sabit, walau sangat melelahkan aku senang bisa membantu sahabatku Yongki. Malam
harinya kami makan bersama dengan lauk tempe, tahu ditambah dengan sambal
tomat, pertama kalinya dalam hidupkku seperti ini, ternyata makan ini begitu
enak dan lezat. Semenjak kejadian itu aku merasa orang yang paling beruntung
didunia, aku kira Yongki anak kaya ternyata dia hanya anak petani, aku begitu
iri dengannya, dia suka memberi walau dia bukan dari orang berada. Hari-hariku
kini begitu menyenangkan dikampus, rumah maupun asrama, aku kini memiliki
banyak teman, prestasiku semakin baik bahkan aku mempunyai pacar bernama Yusi
yang aku sukai mulai awal masuk kuliah, Terimakasih Tuhan, Engkau
mempertemukanku dengan Yongki, Hadiah Sahabat yang kau berikan padaku dan aku
akan belajar dari kebaiakan dari sahabatku ini.
Banyak orang yang
datang dan pergi dalam hidup kita, hendaknya sebagai seorang manusia kita harus
mengambil hal-hal baik dan positif pada setiap orang untuk membuat diri kita
menjadi pribadi yang unggul dan berkulaitas.
Penulis
Yeni wulansari
No comments:
Post a Comment