Tuesday 28 January 2014

Belajar dari seorang anak petani



Panggil saja namaku ryan seorang pemuda berusia 20 tahun mahasiswa Universitas Indonesia fakultas sastra inggris. Aku beruntung masuk kampus ini, meskipun lewat jalur terakhir, maklumlah orangtuaku dari orang berada. Apapun yang kuminta pasti mereka akan menurutiku. Hal ini membuatkku menjadi anak manja. Pulang dan berangkat kekampus dijemput oleh supirku. Hingga aku tidak mempunyai teman dikampus. Kadang aku merasa kesepian dirumah,orangtuaku sibuk dengan kesibukannya sendiri namun mereka selalu menyenggangkan waktu setiap seminggu sekali. suatu ketika aku pernah meminta izin kepada orangtuaku untuk tinggal di asrama dengan alasan aku sering kesepian dirumah dan tidak memiliki teman. Awalnya mereka tidak mengizinkanku, namun dengan bersikerasku mereka mengizinkanku. Tiga hari kemudian aku masuk asrama, awalnya aku merasa gerah ditempat yang kecil ini. Apalagi ditambah dengan antri dikamar mandi. Membuatku muak dan kesal dengan teman-teman asrama hingga aku tidak memiliki teman diasrama. Kadang aku merintih kesakitan disini tak ada tempat kasur empukku, beef dan pastinya kedua orang tuaku. Selama tiga hari aku seperti tersiksa bahkan aku ingin keluar dari gubuk yang jelek ini namun aku tak mungkin mengecewakan orang tuaku. Aku mendapat berita dari pengurus asmara bahwa besuk ada anak baru yang ditempatkan dikamarku. Maklumlah dikamar aku hanya sendiri, aku berharap dia patuh padaku pastinya dia harus rapi dan bersih, karena aku benci dengan namanya kotoran. Aku dag-dig-dug tak karuan orang apa yang akan Tuhan turunkan padaku. Terdengar ketokan dari kamarku. Keesokan harinya
“Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam, oh bapak asrama, masuk pak ada urusan apa ya pak”
“ ini temanmu sekamar sudah datang, Mas Yongki masuk mas”
Aku terkejut melihatnya dia, dia begitu tampan, bersih dan rapi, bahkan aku kalah, bisa dibilang 1112,aku 11 dia yang 12 haduh (ujar dalam pikiranku)
“Oh ini namanya mas ryan, saya yongki dari cibinong bogor, fakultas Akuntasi”
“ Kalau saya Ryan, dari cilodong fakultas sastra inggris mas”
Pembicaraan itu berakhir begitu saja, aku menyuruhnya untuk tidur diatas dan dia kusisakan lemari yang kecil, anehnya dia tidak marah dan senyum manis padaku. Tampaknya dia tidak kelelahan, selesai dia membereskan pakaian dia belajar sampai pukul 22.00 Wib.  Keesokan harinya yongki membangunkanku, aku jengkel dan memarahinya pagi-pagi sudah membangunkanku, dia hanya terdiam saat aku memarahinya,  sehabis aku memarahinya, yongki memberitahukanaku bahwa ada mata kuliah “SYANTAX” pukul 07.00, segera aku melihat jadwal dengan segera aku bergagas mandi. Keberuntungan sedang berpihak padaku aku tidak terlambat dan aku senang karena presntasiku berjaan lancar. Bahkan dosen dan teman-teman memberikan appaluse padaku. Dari presentasiku hari ini banyak teman-teman yang mengenalku. Usia mata kuliah ada temanku Riri dan Yusi mengajaku ke kantin, tanpa berpikir panjang aku setuju dengan kedua wanita cantik tersebut. ternyata bergaul dengan wanita sangat menyenangkan bahkan aku tidak sadar satu jam aku habiskan dengan mereka.
“Mas Ryan, bolehkah aku bergabung dengan kalian” tanya yongki
“hmmm. Ia boleh”
“Siapa dia Ryan” Tanya Riri dan Yusi
“Oh dia teman sekamarku namanya Yongki”
“Wah, ternyata saya ada kuliah, permisi dulu  Mas Ryan dan Mbak”
Nampaknya kedua teman baruku menyukai yongki terbukti mereka meminta telepon dia.
Tiba diasrama aku melihat Yongki belajar, aku sadar perbuatanku tadi pagi keterlaluan, aku meminta maaf padanya, dia hanya tersenyum padaku dan katanya yang aku senang dari perkataanya “ tidak apa-apa mas, maklumlah manusia”, aku tak tahu mengapa aku sedikit menyukai orang ini, biasanya aku membutuhkan waktu lama untuk simpati dengan orang asing.
“ Mas Ryan besuk ada kuliah”
“Jangan panggil saya mas, panggils saja Ryan, kebetulan besuk tidak ada mata kuliah”
“ Oke, Ryan, wah bagus dunk, mau tidak besuk aku ajak Sosialasi”
“Woow, great idea, ia boleh deh “
Keesokan harinya pukul 08.00 kita berangkat, tapi anehnya hanya diikuti lima orang, ternyata aku diajak ditempat kumuh bau dan becek, awalnya aku ingin pulang tapi sayangnya aku tidak tahu arus jalan pulang, disini kami membagikan makan-makanan kepeda orang miskin, berbagai ilmu dan berbagi kebahagian, aku kagum pada yongki disamping dia memliki wajah yang rupawan, baik, peduli sesama orang yang tidak mampu. Anehnya hal yang tadi tidak menggembirakan berubah menjadi menyenangkan. Sejak kejadian ini aku dan yongki menjadi akrab, dia selalu menjadi teman keluh kesahku dan dia teman-teman satu-satunya di asrama ini. Bahkan teman-teman sekelasku sering berkunjung keasramaku hanya untuk bertemu dengan yongki. Dia selalu berbagai ilmu kepada teman-temanku, sesekali dia bercanda memberikan humor bahkan dia rela mengerjakan tugas kami. Tak terasa enam bulan aku berada diasrama ini, anehnya aku tidak begitu merindukan orangtuaku, orangtuaku menyuruh pulang kerumah aku berencana mengajak yongki. Seminggu kemudian aku dan yongki pulang kerumahku, setiba dirumah orangtuaku memelukku, mereka menangis sampai aku terharu. Nampaknya aku dirumah bukan menjadi anak pemalas lagi, terbukti aku membantu pekerjaan pembantuku, bangun pagi dan tidak tergantung pada pembantuku lagi. Aku senang ternyata orangtuaku juga menyukai Yongki, bahkan mereka berterimaksih padanya karena sudah mengubah perilaku anaknya yang manja. Dia selalu tersenyum dan berkata “Ini Semua adalah ajaran dari orangtuaku”. Tiga hari berlalu, aku dan yongki akan pergi kerumah Yongki. Yongki memberitahuku agar aku tak tekejut dengan kondisi rumahnya. Perjalanan kerumahnya begiti jauh dan melelahkan , hingga aku ingin mabuk darat, ditambah lagi jalan kaki selama tiga jam seperti menyebrang samudra dirumahnya. Aku begitu terkejut ketika melihat rumahnya yang sempit, jauh dari perkotaan dan rumah yang ingin runtuh, bahkan tidak pantas untuk dibilang rumah, aku ingin meneteskan air mataku melihat kondisi rumahny, namun aku harus menahannaya dan menujukan wajahku yang riang. Ayah yongki sangat baik padaku, dia tahu aku sangat kelelahan dia memijat tubuhk dan bercerita tentang yongki, hingga aku terpulas tidur dalam ceritanya. Keesokaan harinya aku diajak pergi keladang yongki, ternyata hari ini keluarga yongki memanem padi, aku membantu mereka, awalnya yongki tidak mengizinkanku, tapi aku bersikeras memohon padanya, dengan segera aku mengambil sabit, walau sangat melelahkan aku senang bisa membantu sahabatku Yongki. Malam harinya kami makan bersama dengan lauk tempe, tahu ditambah dengan sambal tomat, pertama kalinya dalam hidupkku seperti ini, ternyata makan ini begitu enak dan lezat. Semenjak kejadian itu aku merasa orang yang paling beruntung didunia, aku kira Yongki anak kaya ternyata dia hanya anak petani, aku begitu iri dengannya, dia suka memberi walau dia bukan dari orang berada. Hari-hariku kini begitu menyenangkan dikampus, rumah maupun asrama, aku kini memiliki banyak teman, prestasiku semakin baik bahkan aku mempunyai pacar bernama Yusi yang aku sukai mulai awal masuk kuliah, Terimakasih Tuhan, Engkau mempertemukanku dengan Yongki, Hadiah Sahabat yang kau berikan padaku dan aku akan belajar dari kebaiakan dari sahabatku ini.
 Banyak orang yang datang dan pergi dalam hidup kita, hendaknya sebagai seorang manusia kita harus mengambil hal-hal baik dan positif pada setiap orang untuk membuat diri kita menjadi pribadi yang unggul dan berkulaitas.
Penulis
Yeni wulansari

No comments:

Post a Comment