Hari-hari shila kini sepi, tak ada canda tawa dirumahnya, semua anggota keluarga meninggalkannya sejak
terjadi kecelakaan tiga hari yang lalu. Di usianya yang baru menginjak dua
puluh satu tahun, dia benar-benar terpukul dengan hal itu. Dunianya yang dulu
indah kini berubah menjadi awan mendung dilangit, orang tua dan adiknya yang
selalu menyayanginya dan selalu ada disaat duka dan bahagia telah tiada. Kini
dia sebatang kara dan hanya tersisa peninggalan rumah yang sederhana itu.
Sempat dia ingin memutuskan menjual rumah tersebut, tapi dia ingat pesan
almarhum orangtuanya untuk selalu menjaga rumah tersebut selama dia hidup. Tak
mungkin dia mengecewakan amanat orang tuanya. Akhirnya dia memutuskan untuk
menjaga rumah tersebut dan terpaksa drop
out dari kuliahnya demi mencukupi kebutuhan dia sehari-hari. dia sudah melamar
beberapa perusahaan dan pabrik, tapi tak ada satupun yang menerima, dia
benar-benar bingung, karena saat ini dia hanya memiliki uang Rp.100,00. Dia
mencoba menghubungi semua temannya untuk meminjam uang, tapi tak seorangpun
diantara mereka yang membantunya. Dia berinsiatif untuk menjual alat-alat
elektronik dirumahnya, tapi itu sepertinya bukan ide yang bagus untuk
menyelesaikan masalah ini.
Keesokan harinya seorang teman lama di Sekolah Menengah Atas pertama
menemui Shila, Lili namanya, tampaknya Shila sudah tidak mengenalnya, akhirnya
Lili memberi foto lamanya kepada Shila, Shila sangat terkejut melihat perubahan
yang besar pada lili, dia tidak percaya teman yang dulu tingginya 100cm kini berubah
menjadi 170cm, padahal bila diprediksikan lili tidak bisa tumbuh tinggi lagi.
Kemudian Shila menyuruh lili masuk kerumhnya, mereka cerita tentang banyak hal,
tentang cinta dan masa-masa indah di waktu SMA. Lili sangat berterima kasih
pada Shila karena waktu di sekolah dia selalu memberi semangat padanya, di saat
teman-teman sekelas mengejek dia, bahwa dia panggil cewek kurcaci dan bodoh,
bahkan shila rela membela habis-habisan sahabatnya ini. Memang saat itu lili
terbilang cewek bodoh dikelasnya, sehingga shila rela meluangkan waktu untuk
mengajar lili. Dia sangat sabar dalam mengajar, selain itu saat perpisahan
shila memberikan sebuah bingkisan untuknya, bingkisan itu berisi cerita
diantara mereka dan kata-kata penyemangat untuk lili, berkat bingkisan inilah
sekarang lili menjadi wanita karier yang sukses diusianya yang ke 22 tahun.
Lili sudah mendengar bahwa keluarga shila meninggal, kini dia datang untuk
membantunya. Lili menawari shila untuk ikut bisnis denga dia, tapi dia menolak
karena tak memiliki modal. Lili hanya tersenyum mendengar alasan tersebut, lili
ingin memberi modal uang kepada shila tanpa harus bayaran, karena sebagai
kebaikanya dulu, tetap saja shila menolak, dengan usaha keras lili membujuknya,
akhirnya shila mau dengan syarat uang tersebut harus dikembalikan. Sejak kejadian
itu shila meningglakan rumah tersebut, dia memulai usaha tekstil dengan lili,
hasilnya sangat luar biasa, dalam waktu satu tahun dia melunasi hutang kepada
lili dan dia akan berencana untuk melanjutkan kuliah kembali.
No comments:
Post a Comment