Tuesday 28 January 2014

Sisi baik Ujian dari Tuhan


Luqman tinggal disebuah kota besar daerah bandung jawa barat. ayahnya adalah seorang pegawai swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Saat ini dia duduk di bangku sd kelas tiga. Disekolahan dia banyak dihina oleh teman-temannya, karena dia sangat bodoh dan jorok. Wajar bila dia hanya memiliki sedikit teman. Dia sangat ketinggalan dengan teman-temannya, karena  sampai kelas tiga dia belum bisa membaca dan nilai-nilainya selalu mendapatkan nilai 0. Kadang-kadang wali kelasnya mengeluh, harus bagaimana mengajar anak ini. Memang harus diakui luqman termasuk anak yang malas. Sudah berkali-kali orang tua luqman dipanggil kesekolahan, tapi tetap saja dia tidak mengalami perkembangan. Dia tetap saja malas
Suatu hari, keluaraga luqman jalan-jalan kepantai dengan mobil. Disana mereka berenang , berlari-lari bersama-sama, benar-benar hari itu sangat menyenangkan.  Di perjalanan Ayah luqman akan mengajak luqman jalan-jalan lagi lagi, asalkan dia dapat perangkat dan dapat membaca. Mendengar hal itu luqman hanya terdiam seribu bahasa, wajahnya yang cerah berubah menjadi mendung, tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya.
Tiba-tiba mobil yang dikendarai keluarga luqman terserempet kayu dan membuat mobil mereka terjatuh, tak beberapa mereka dilarikan kerumah sakit. Luqman dan ibunya hanya mengalami memar dalam tubuh mereka, hanya ayah luqman saja yang terluka parah, banyak keluar darah dari tubuhnya dan mengalami patah tulang. Tak beberapa lama ayah luqman siuman, dia seperti membisikan sesuatu tetapi tidak jelas, ketika luqman ingin mendekati ayahnya, ayahnya telah menghembuskan nafas terakhirnya. Luqman dan ibunya menangis histeris hingga membuat suasana rumah sakit menjadi risuh. Hal ini merupakan cambukan terberat dalam hidupnya.
Sebulan setelah kematian ayah luqman, ibunya harus bekerja keras di sebuah pabrik dekat dengan rumahnya dari pukul 07.00 sampai 18.00 malam, belum lagi pagi-pagi dia harus menyiapkan makanan dan memandiakn luqman untuk sekolah. Pernah ibu luqman sakit  tapi dia tetap saja berangkat kerja untuk mengihidupi anak sematang wayang.
Saat  luqman  menunggu ibunya pulang dari kerja tak sengaja dia menjatuhkan foto ayahnya, dia teringat kembali pada ayahnya  dan dia juga ingat pesan terakhir ayahnya agar dia rajin belajar dan tidak bermalas-malasan untuk bersekolah.  Ternyata hal itu memberikan dampak positive padanya, dia meminta ibunya  untuk mengajarinya,meskipun ibunya kelelahan setelah bekerja dia tetap saja mengajari, karena melihat anaknya yang begitu semangat dalam belajar. Hal itu berjalan-jalan terus menerus bahkan dia meminta ibunya untuk dicarikan seorang guru private.  Kini luqman sudah dapat membaca dan sudah dapat menghitung.
Kenaikan kelaspun tiba, ibu luqman sangat cemas bila anaknya tidak naik kelas. Ibunya tahu bahwa kemampuan luqman masih ketinggalan jauh dengan temannya. Digenggamnya raport luqman, ibunya segera membuka, dia sangat terkejut ternyata mendapat peringakat tiga, ibunya benar-benar gembira, dari anaknya yang tidak bisa membaca bisa mendapatkan peringkat ketiga. Dengan segera ibu luqman memeluk luqman dengan tangis yang haru. Sejak kejadian itu, ibu luqman selalu memberikan semangat belajar dan meminta luqman untuk selalu bersyukur dan berdoa kepada Tuhan.  Perintah ibunya dilakukan dia dengan senang hati. Akhirnya hal ini membawa dia menjadi orang sukses, kini dia menjadi sarjana fisika dengan mendapat pridikat Cumlaude dikampusnya dan menjadi seorang

No comments:

Post a Comment