Luqman tinggal disebuah kota besar daerah bandung jawa barat.
ayahnya adalah seorang pegawai swasta dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Saat
ini dia duduk di bangku sd kelas tiga. Disekolahan dia banyak dihina oleh
teman-temannya, karena dia sangat bodoh dan jorok. Wajar bila dia hanya
memiliki sedikit teman. Dia sangat ketinggalan dengan teman-temannya,
karena sampai kelas tiga dia belum bisa
membaca dan nilai-nilainya selalu mendapatkan nilai 0. Kadang-kadang wali
kelasnya mengeluh, harus bagaimana mengajar anak ini. Memang harus diakui
luqman termasuk anak yang malas. Sudah berkali-kali orang tua luqman dipanggil
kesekolahan, tapi tetap saja dia tidak mengalami perkembangan. Dia tetap saja
malas
Suatu hari, keluaraga luqman jalan-jalan kepantai dengan mobil.
Disana mereka berenang , berlari-lari bersama-sama, benar-benar hari itu sangat
menyenangkan. Di perjalanan Ayah luqman
akan mengajak luqman jalan-jalan lagi lagi, asalkan dia dapat perangkat dan
dapat membaca. Mendengar hal itu luqman hanya terdiam seribu bahasa, wajahnya
yang cerah berubah menjadi mendung, tak ada sepatah katapun keluar dari
mulutnya.
Tiba-tiba mobil yang dikendarai keluarga luqman terserempet
kayu dan membuat mobil mereka terjatuh, tak beberapa mereka dilarikan kerumah
sakit. Luqman dan ibunya hanya mengalami memar dalam tubuh mereka, hanya ayah
luqman saja yang terluka parah, banyak keluar darah dari tubuhnya dan mengalami
patah tulang. Tak beberapa lama ayah luqman siuman, dia seperti membisikan
sesuatu tetapi tidak jelas, ketika luqman ingin mendekati ayahnya, ayahnya
telah menghembuskan nafas terakhirnya. Luqman dan ibunya menangis histeris
hingga membuat suasana rumah sakit menjadi risuh. Hal ini merupakan cambukan
terberat dalam hidupnya.
Sebulan setelah kematian ayah luqman, ibunya harus bekerja
keras di sebuah pabrik dekat dengan rumahnya dari pukul 07.00 sampai 18.00
malam, belum lagi pagi-pagi dia harus menyiapkan makanan dan memandiakn luqman
untuk sekolah. Pernah ibu luqman sakit tapi dia tetap saja berangkat kerja untuk
mengihidupi anak sematang wayang.
Saat luqman menunggu ibunya pulang dari kerja tak sengaja
dia menjatuhkan foto ayahnya, dia teringat kembali pada ayahnya dan dia juga ingat pesan terakhir ayahnya
agar dia rajin belajar dan tidak bermalas-malasan untuk bersekolah. Ternyata hal itu memberikan dampak positive padanya,
dia meminta ibunya untuk
mengajarinya,meskipun ibunya kelelahan setelah bekerja dia tetap saja
mengajari, karena melihat anaknya yang begitu semangat dalam belajar. Hal itu
berjalan-jalan terus menerus bahkan dia meminta ibunya untuk dicarikan seorang
guru private. Kini luqman sudah dapat
membaca dan sudah dapat menghitung.
Kenaikan
kelaspun tiba, ibu luqman sangat cemas bila anaknya tidak naik kelas. Ibunya
tahu bahwa kemampuan luqman masih ketinggalan jauh dengan temannya. Digenggamnya
raport luqman, ibunya segera membuka, dia sangat terkejut ternyata mendapat
peringakat tiga, ibunya benar-benar gembira, dari anaknya yang tidak bisa
membaca bisa mendapatkan peringkat ketiga. Dengan segera ibu luqman memeluk
luqman dengan tangis yang haru. Sejak kejadian itu, ibu luqman selalu
memberikan semangat belajar dan meminta luqman untuk selalu bersyukur dan
berdoa kepada Tuhan. Perintah ibunya
dilakukan dia dengan senang hati. Akhirnya hal ini membawa dia menjadi orang
sukses, kini dia menjadi sarjana fisika dengan mendapat pridikat Cumlaude
dikampusnya dan menjadi seorang
No comments:
Post a Comment