Tuesday 28 January 2014

Ayah yang luar biasa


Diana adalah putri bapak bambang , seorang  tukang becak yang bersekolah sekolah di SMA N 1 Cibinong. Dia adalah putri satu-satuny yang dimanja, wajar kalo keinginnya tercapai semua. Kadangkala untuk memenuhi keinginanya , ayahnya  rela untuk bekerja sampai larut malam. Walaupun dia bukan dari orang yang berada tapi kelakuannya seperti orang kaya. Pernah sekali ayahnya tidak memenuhi keinginanya, dia mengancam untuk kabur dari rumah. Terpaksa ayahnya harus memenuhi apa yang dia mau. Menjelang hari kelulusan Diana ingin berkuliah di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat. Ayahnya menyanggupi asalkan dia mendapat beasiswa untuk berkuliah. Sejak kejadian itu dia belajar rajin. Pagi, siang dan sore dia habiskan waktunya untuk belajar. Ayahnya senang melihat anaknya yang rajin, tap disisi lain dia khawatir jika anaknya diterima. apa yang akan terjadi pada anaknya. Untuk mendaftar kuliah saja,masih belum ada biayanya. Namun hal ini tak membuat dia putus asa, dia berencana untuk bekerja sebagai kuli bangunan dan meninggalkan pekerjaan tukang becak untuk sementara waktu. Hari-hari yang ditunggu pun tiba, Diana begitu anthusias untuk tes hari ini, dia diantarkan ayahnya dengan menggunakan becak. Sebenarnya dia sangat malu berangkat tes dengan menggunkan becak, dia terpaksa karena tak ingin mengecewakan ayahnya. Diana segera masuk ke ruang tes, tanpa mempedulikan ayahnya. melihat hal tersebeut ayahnya hanya bisa tersenyum, dia yakin bahwa anak yang keras kepala ini, akan sadar dan menjadi orang hebat. Tak perlu berlama-lama untuk mengerjakan soal tes tersebut. dalam waktu satu jam dia sudah selesai dan dia keluar denga wajah riang, dia yakin bahwa dia akan diterima di UI. Sesampai dirumah dia memberitahu ayahnya bahwa dia yakin akan lolos. Dia menuntut untuk membeli baju, sepatu, buku, make up untuk keperluan kuliah.
“ Nak, ayah akan menyanggupi apa yang kau mau, tapi untuk saat ini, belum ada biayanya”
“lantas kapan yah, aku malu pakai baju yang lama”
“Ya kalau sudah diterima, pasti ayah akan tepati”
“ Horeee”
Wajah Diana yang semula mendung menjadi cerah mendengar hal itu. Sebulan kemudian pengumuman SNMPTNn akan diumumkan online hari ini. Tak tanggung-tanggung pagi-pagi dia sudah pergi ke “WARNET” (Warung Internet). Diana keluar dengan wajah yang riang, apa yang menjadi firasatnya menjadi nyata. Dengan segera dia memberi tahu kabar ini pada ayahnya, dia tak lupa untuk meminta uang untuk membeli baju. Dia begitu bahagia, sampai-sampai dia tak tahu berapa lama dia menghabiskan waktunya untuk shopping sampai-sampai dia ketinggalan angkutan terakhir. Untung saja masih ada becak, yang bisa mengantarkan dia kerumah.
“Mbak turunnya dimana?”
“Di cibinong, pak, kira-kira biayanya berapa ya, soalnya uang saya tinggal Rp. 5.000,”
“ Ohh, tidak usah bayar mbak, soalnya saya juga orang cibinong, jadi kan satu arah”
“Terima kasih pak”
“Sama-sama mbak, mbak kelihatan bahagia ada apa emangnya mbak”
“Ya bahagia dunk pak, saya kan bisa di Universitas terbaik ketiga di Indonesia, yaitu UI.
“ Mesti mbak dari keluarga yang kaya kan. Hayoo ngaku”
“ Gak, pak, bapak kerjanya kayak bapak”
“Wah hebat dunk mbak, anak tukang becak kuliah di UI. Saya aja mau kuliahin anak belum bisa-bisa mbak, maklum mbak, pendapatan saya satu hari paling banyak Rp. 50.000, mbak kenal sama Pak Bambang
“Pak Bambang. Ia kenal emang kenapa Pak?
“Ya kan anaknya juga kulaih kayak mbak . Dia seorang pekerja keras lo mbak, dari pukul 07.00 sampai pukul 21.00 malam dia bekerja, sekarang sih dia tidak bekerja sebagai tukang becak, saya mendengar dari teman-teman dia sekarang bekerja sebagai Bangunan. Dia hampir pernah jatuh lo mbak dari lantai 20, Atasannya sih sudah memperingatkannya agar tidak bekerja lagi, tapi bapaknya sih nekad. Kasihan ya mbak sudah tua kok masih bekerja keras, tapi saya kagum dengan dia, walau sudah lanjut usia dia masih bekerja hanya untuk menyekolahkan anaknya. Pokoky Bapak yang luar biasa deh”
Mendengar cerita tadi, Diana tertegun sampai dia menetesskan air mata, ternyata selama ini, ayahnya banting tulang untuk sekolahannya, dia tak membayangkan, biaya dari mana untuk kuliahnya kelak. Tak lama, dia keluar dari becak, tanpa mengucapkan sepatah kata pada Bapak becak tadi, hatinya telah hancur ternyata ulahnnya selama ini telah membuat ayahnya sengsara. Dia menunggu ayahnya di luar rumah, tanpa mempedulikan hujan yang turun deras. Berjam-jam dia menunggu, anehnya belum muncul-muncul juga. Pikirannya bercampur negative, dia takut jika ayahnya di panggil sang khalik. Dia menangis keras sampai menembus langit.
“Ada, apa nak, kok belum masuk kerumah”
“Ayah” dengan nada yang erak
Dia memeluk ayahnya dengan erat, sampai-sampai ayahnya sulit bernafas. Segera mereka masuk kedalam rumah. Dia menceritakan pada ayahnya, untuk menunda kuliahnya dulu, awalnya ayahnya menolak permintaanya, tapi Diana berusaha membujuknya, dia ingin bekerja selama satu atau dua tahun dulu. Ayahnya senang melihat kemandirannya itu. Sejak kejadian itu Diana bekerja di sebuah Pabrik di Depok dan ayahnya tetap menjadi seorang tukang becak lagi.
Banyak orang tua di dunia ini yang rela berkorban untuk anaknya, sampai mereka menaruhkan nyawa untuk kebahagian anaknya, hendaknya kita menghargai setiap apa yang diberikan orang tua pada kita dan membalas kebaikan mereka. Salam Sukses Luar Biasa…..Pembaca
Penulis
Yeni Wulansari

No comments:

Post a Comment