Diana adalah putri bapak bambang , seorang tukang becak yang bersekolah sekolah di SMA N
1 Cibinong. Dia adalah putri satu-satuny yang dimanja, wajar kalo keinginnya
tercapai semua. Kadangkala untuk memenuhi keinginanya , ayahnya rela untuk bekerja sampai larut malam.
Walaupun dia bukan dari orang yang berada tapi kelakuannya seperti orang kaya. Pernah
sekali ayahnya tidak memenuhi keinginanya, dia mengancam untuk kabur dari
rumah. Terpaksa ayahnya harus memenuhi apa yang dia mau. Menjelang hari
kelulusan Diana ingin berkuliah di Universitas Indonesia, Depok Jawa Barat.
Ayahnya menyanggupi asalkan dia mendapat beasiswa untuk berkuliah. Sejak
kejadian itu dia belajar rajin. Pagi, siang dan sore dia habiskan waktunya
untuk belajar. Ayahnya senang melihat anaknya yang rajin, tap disisi lain dia
khawatir jika anaknya diterima. apa yang akan terjadi pada anaknya. Untuk
mendaftar kuliah saja,masih belum ada biayanya. Namun hal ini tak membuat dia
putus asa, dia berencana untuk bekerja sebagai kuli bangunan dan meninggalkan
pekerjaan tukang becak untuk sementara waktu. Hari-hari yang ditunggu pun tiba,
Diana begitu anthusias untuk tes hari ini, dia diantarkan ayahnya dengan
menggunakan becak. Sebenarnya dia sangat malu berangkat tes dengan menggunkan
becak, dia terpaksa karena tak ingin mengecewakan ayahnya. Diana segera masuk
ke ruang tes, tanpa mempedulikan ayahnya. melihat hal tersebeut ayahnya hanya
bisa tersenyum, dia yakin bahwa anak yang keras kepala ini, akan sadar dan
menjadi orang hebat. Tak perlu berlama-lama untuk mengerjakan soal tes
tersebut. dalam waktu satu jam dia sudah selesai dan dia keluar denga wajah
riang, dia yakin bahwa dia akan diterima di UI. Sesampai dirumah dia
memberitahu ayahnya bahwa dia yakin akan lolos. Dia menuntut untuk membeli baju,
sepatu, buku, make up untuk keperluan kuliah.
“ Nak, ayah akan menyanggupi apa yang kau mau, tapi untuk saat
ini, belum ada biayanya”
“lantas kapan yah, aku malu pakai baju yang lama”
“Ya kalau sudah diterima, pasti ayah akan tepati”
“ Horeee”
Wajah Diana yang semula mendung menjadi cerah mendengar hal
itu. Sebulan kemudian pengumuman SNMPTNn akan diumumkan online hari ini. Tak
tanggung-tanggung pagi-pagi dia sudah pergi ke “WARNET” (Warung Internet).
Diana keluar dengan wajah yang riang, apa yang menjadi firasatnya menjadi
nyata. Dengan segera dia memberi tahu kabar ini pada ayahnya, dia tak lupa
untuk meminta uang untuk membeli baju. Dia begitu bahagia, sampai-sampai dia
tak tahu berapa lama dia menghabiskan waktunya untuk shopping sampai-sampai dia
ketinggalan angkutan terakhir. Untung saja masih ada becak, yang bisa
mengantarkan dia kerumah.
“Mbak turunnya dimana?”
“Di cibinong, pak, kira-kira biayanya berapa ya, soalnya uang
saya tinggal Rp. 5.000,”
“ Ohh, tidak usah bayar mbak, soalnya saya juga orang
cibinong, jadi kan satu arah”
“Terima kasih pak”
“Sama-sama mbak, mbak kelihatan bahagia ada apa emangnya mbak”
“Ya bahagia dunk pak, saya kan bisa di Universitas terbaik
ketiga di Indonesia, yaitu UI.
“ Mesti mbak dari keluarga yang kaya kan. Hayoo ngaku”
“ Gak, pak, bapak kerjanya kayak bapak”
“Wah hebat dunk mbak, anak tukang becak kuliah di UI. Saya aja
mau kuliahin anak belum bisa-bisa mbak, maklum mbak, pendapatan saya satu hari
paling banyak Rp. 50.000, mbak kenal sama Pak Bambang
“Pak Bambang. Ia kenal emang kenapa Pak?
“Ya kan anaknya juga kulaih kayak mbak . Dia seorang pekerja
keras lo mbak, dari pukul 07.00 sampai pukul 21.00 malam dia bekerja, sekarang
sih dia tidak bekerja sebagai tukang becak, saya mendengar dari teman-teman dia
sekarang bekerja sebagai Bangunan. Dia hampir pernah jatuh lo mbak dari lantai
20, Atasannya sih sudah memperingatkannya agar tidak bekerja lagi, tapi
bapaknya sih nekad. Kasihan ya mbak sudah tua kok masih bekerja keras, tapi
saya kagum dengan dia, walau sudah lanjut usia dia masih bekerja hanya untuk
menyekolahkan anaknya. Pokoky Bapak yang luar biasa deh”
Mendengar cerita tadi, Diana tertegun sampai dia menetesskan
air mata, ternyata selama ini, ayahnya banting tulang untuk sekolahannya, dia
tak membayangkan, biaya dari mana untuk kuliahnya kelak. Tak lama, dia keluar
dari becak, tanpa mengucapkan sepatah kata pada Bapak becak tadi, hatinya telah
hancur ternyata ulahnnya selama ini telah membuat ayahnya sengsara. Dia
menunggu ayahnya di luar rumah, tanpa mempedulikan hujan yang turun deras.
Berjam-jam dia menunggu, anehnya belum muncul-muncul juga. Pikirannya bercampur
negative, dia takut jika ayahnya di panggil sang khalik. Dia menangis keras
sampai menembus langit.
“Ada, apa nak, kok belum masuk kerumah”
“Ayah” dengan nada yang erak
Dia memeluk ayahnya dengan erat, sampai-sampai ayahnya sulit
bernafas. Segera mereka masuk kedalam rumah. Dia menceritakan pada ayahnya,
untuk menunda kuliahnya dulu, awalnya ayahnya menolak permintaanya, tapi Diana
berusaha membujuknya, dia ingin bekerja selama satu atau dua tahun dulu.
Ayahnya senang melihat kemandirannya itu. Sejak kejadian itu Diana bekerja di
sebuah Pabrik di Depok dan ayahnya tetap menjadi seorang tukang becak lagi.
Banyak orang tua di dunia ini yang rela berkorban untuk
anaknya, sampai mereka menaruhkan nyawa untuk kebahagian anaknya, hendaknya
kita menghargai setiap apa yang diberikan orang tua pada kita dan membalas
kebaikan mereka. Salam Sukses Luar Biasa…..Pembaca
Penulis
Yeni Wulansari
No comments:
Post a Comment