Ada seorang bapak yang bernama Bapak
Raka, dia memiliki dua anak laki-laki.
Mereka adalah fafa dan ryan. Saat ini fafa duduk dibangku SMA dan ryan
baru SMP. Mereka tergolong anak yang pandai
dan penurut, karena sejak kecil mereka dididik ayahnya dengan keras dan
peratuaran yang ketat. Maklumlah selain dia menjadi ayah di juga harus menjadi
seorang ibu, karena ibu mereka meninggal ketika fafa dan ryan berumur tiga dan
dua tahun. Saat mereka masih kecil, bapak raka harus memandikan dan memberikan
makan sebelum berangkat kerja. Kemudian dia menitipkan anaknya kepada pengasuh
anak-anak dekat dengan rumahnya. Dia bekerja dari pukul 8 pagi sampai 5 sore,
kadang-kadang dia juga pulang malam, hal itu dia lakukan teus menerus tanpa ada
rasa lelah. Sebelum istrinya meninggal dia mendapat amanat agar dia menikah
lagi, tapi dia lebih suka sendiri, karena baginya istrinya selalu hidup dalam
hatinya. Kini, dia sedikit mengurangi jam kerajanya dikantor. Dia harus fokus
pada anaknya, karena kalau tidak dipantau, takutnya mereka salah dalam
pergaulan, melihat di dunia globalisasi ini banyak hal-hal negativeyang
terjadi. dia mengatur dari teman mereka siapa saja, belajar dan melarang
pacaran sampai mereka masuk ke perguruan tinggi. Sempat fafa dan ryan membantah
dengan peraturan yang dibuat anaknya, apalagi tidak boleh pacaran, mereka takut
dibilang jadul alias jaman dahulu. Tapi dengan watak ayahnya yang keras, tak
mungkin mereka membantah peraturan yang dibuat ayahnya. seiring waktu berjalan
ternyata ternyata peraturan yang dibuat ayahnya memberikan dampak postif pada
mereka. Mereka mendapat juara pertama dan menjadi siswa terbaik disekolahan
mereka masing-masing.
Malam itu fafa dan ryan masuk
keruang kamar kerja ayannya. Dilihatnya ayahnya yang sibuk didepan komputer,
mereka memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.
“Apakah ayah sibuk besuk untuk
hari minggu” tanya fafa
“Tidak nak, memang ada hal apa sih”
“ Ayo, yah besuk jalan-jalan ke
Trans Studio Bandung, kan udah lama kita tak pergi kesana, terakhir kita kesana
waktu tiga tahun yang lalu”
“ Hmm, gimana ya,,, ia besuk kita
kesana”
“Horeee” sahut fafa dan ryan
Mereka bersorak gembira,
mendengar keputausan ayahnya,, karena gembiranya ryan menutahkan air kopi
dikertas ayahnya, padahal kertas itu harus dikumpulkan besuk pagi lewat faksmile,
anehnya ayahnya tak marah pada mereka. Kemudian mereka disuruh keluar dari
kamar kerja ayahnya, karena mereka besuk akan berangkat pukul 6 pagi dari rumah.
Mereka merasa bersalah atas peristiwa tadi. Jam menujukan pukul 9 malam, mereka
segera beranjak tidur. Kira-kira pukul 3.45, ryan terbangun untuk kekamar
kecil. Diam-diam dia mengintip ke ruang kerja ayahnya, dia melihat ayahnya
masih didepan komputer, ryan sangat kasihan melihat ayahnya ang sedang
kelelahan, ingin sekali dia membantu ayahnya untuk bekerja, tapi dia belum
memiliki kemampuan yang cukup seperti ayahnya. kira-kira pukul 4, dia melihat
ayahnya baranjak tidur.
Keesokan harinya mereka berangkat
ke Trans Studio Bandung kira-kira untuk pergi kesana membutuhkan waktu tiga
jam. Diam-diam ryan menatap wajah ayahnya, dilihat kedua matanya yang kemerahan
dan wajahnya yang sedikit pucat. Ryan tak bisa menahan air matanya, tak
beberapa lama dia menangis melihat pengorbanan ayahnya yang menyelesiakan
lembaran kerja tadi malam, itu semua adalah kesalahan ryan. Bapak riko sangat
bingung melihat anaknya menangis, kemudian bapak riko menyuruh fafa untuk
menghiburnya.
Pukul 09.00 mereka sampai di
lokasi itu. Mereka segera masuk dan tidak sabar untuk bersenang-senang. Hari
itu benar-benar hari kebahagian mereka. Memang wahana di trans studio bandung
benar-benar membuat turis merasakan kepusan yang luar biasa. Ayah mereka
berjanji dia akan meluangkan waktunya untuk berliburan sebulan sekali ditempat
yang disukai fafa dan ryan.
Di awal masuk sekolah bapak riko
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dia kehilangan satu penglihatanya,
bukan itu saja, ia juga kehilangan pekerjaanya di kantor, karena dapat merusak
citra perusahaannya. Tapi hal ini tak membuat dia putus asa, dia selalu melamar
pekerjaan dari satu kantor ke kantor lain tetap saja dia ditolak disebabkan oleh
keterbatasan fisiknya, karena tak mendapatkan pekerjaan apapun dia memutuskan
untuk menjadi kuli bangunan, hal ini membuat anaknya iba kepada bapak riko dan
mereka ingin keluar dari sekolah untuk mencari pekerjaan demi ayahnya.
mendengar berita itu ayanhnya marah-marah tak karuan, dengan berat hati mereka
mematuhi perintah ayahnya.
Awal menjadi kuli bangunan terasa
begitu sulit bagi bapak riko, maklumlah dia tak terbiasa dengan hal itu, banyak
dari mereka yang menghinanya kerana pekerjaan yang tidak baik dan keterbatasan
fisiknya. Seperti “ kamu itu bodoh,
tolol, tidak berguna, cacat menyusahkan dan masih banyak lagi”. Tapi hal itu
tak membuat dia putus asa meskipun dia diperlakukan setiap hari seperti
itu. Pernah sekali ryan bolos sekolah,
diam-diam dia mengikuti ayahnya, tempat dimana bekerja. Ryan menangis melihat
ayahnya di perlakukan oleh semua karyawan yang bekerja disitu, dia seperti terkena cambuk 1000 kali. Dia tak
mampu menahan air matanya itu, dia memutuskan untuk segera pulang.
Hari ini merupakan hari
kebahagian bapak riko, ternyata dia mendapat donor mata untuk nya. Dia segera
pergi kerumah sakit untuk melakukan operasi dan menghubungi anak-anak untuk
menemaninya.
Operasipun berjalan lancar,
anehnya dia tak melihat ryan saat pertama kali membuka matanya. Dia mencoba
menghubunginya tapi tak ada jawaban satupun darinya. Tiba-tiba dokter
memberikan surat kepada bapak riko, surat tersebut dari sang pendonor mata. Perlahan-lahan bapak riko
membuka surat tersebut
Dear Ayahku yang luar biasa
Saat ayah membaca surat ini, aku
sudah di sudah ditempat yang jauh disana yaitu disurga, ayahku yang luar biasa,
kau begitu hebat bagiku, kau bagaikan cahaya penerang di kegelapanku, kau ayah yang tak pernah marah atas
kesalahanku, kau mendidiku sejak kecil, kau memberikan kasih sayang yang luar
biasa, apakah kau ingat aku pernah melakukan kesalahan yang besar saat aku
menumpahkan kopi di lembar kertas kerjamu, tapi kau tak pernah mengeluh atas
semua ulahku, bahkan kau rela mengorbankan nyawa untuk aku dan kak fafa. Ingin sekali
aku mendonorkan satu mataku untukmu, tapi aku bertanya pada dokter, hal ini tak
boleh dilakukan, jika ingin mendonorkan, orang itu harus dalam keadaan
meninggal. Mendengar perkataan dokter itu, aku memutuskan untuk mengakhiri
hidupku, waktu kecil aku takut yang namanya meninggal, seperti apa yang terjadi
pada ibu. Bagiku hal ini hal yang membahagiakan bagiku bisa membuat hidup
normal kembali dan aku tak takut meninggal . Dulu waktu kecil sebelum aku
tidur, ayah selalu membacakan cerita
Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan nyawa untuk ayahnya. Ayah jangan
menangis dengan keputusanku ini, pengorabananku hanya sedikit dibandingkan
ayah. Berjanjilah padaku, ayah akan bergembira dengan kaka fafa untuk menjalani hidup dan selalu bersemangat. Aku
dan Ibu disini bergembira. Maka itu ayah dan kaka fafa harus bahagia ya?
Ayahku memang luar biasa
hebatnya, Aku Sayang Ayah hari ini, besuk dan selamanya, tak ada yang hebat
kecuali ayahku. Ayahku Inspirasiku dan semangat hidupku.
Ryan
Usia membaca surat tersebut bapak
riko dan fafa menangis histeris kemudain mereka bergagas melihat mayat
tersebut. melihat mayat anaknya bapak riko jatuh pingsan. Bangun dari
pingsannya dia segera mungkin menguburkan anaknya. Bapak riko sangat bangga
pada anaknya yang baru berusia 14 tahun rela mengorbankan nyawanya untuk
dirinya.
Sudah satu tahun di tinggal ryan,
kini bapak riko bekerja kembali di kantor dan dia sekarang benar-benar
mengurangi aktivitasnya untuk bekerja dan benar-benar ingin menjaga dan
menyanyangi fafa. Dia juga berjanji untuk selalu bahagia dan bersemangat dalam
menjalani hidup.
By Yeni Wulansari
No comments:
Post a Comment