Hari ini Ines galau, karena teman-teman yang dekat dia sudah
memilki pacar sedangkan dia belum memiliki kekasih, dia sering diledekin oleh
temannya, dia sendiri heran, karena lelaki yang diledekin itu tak memiliki
hubungan yang special padanya, karena kegulauannya dia menulis status yang
berisi motivasi untuk dirinya di twitter
dan di facebook, berharap ada orang yang comment dan memperhatikannya. Berharap
dengan membuat status itu bisa mengurangi kegundahan yang dirasakan selama ini.
Tampaknya statusnya yang dia buat memberikan effect yang positif pada dirinya, dia mengikuti
perkuliahan dengan ringan dan materi yang disampakan masuk dalam pikirannya.
Perkuliahan sudah usia, dia berpamitan dengan kedua temannya Yesi dan Thia. Anehnya saat dia membuka BBMany
ada banyak undangan yang masuk. Dia heran dan senang, dia langsung
mengkonfirmasi semua undangan tersebut. karena gak ada kerjaan hari ini, dia
memulai chatingan seperti “Thanks for your invite brother”
Sebenarnya dia agak geli dengan tingkahnya, tapi mumpung dia
single buat jadi gebetan gumamanya dalam hati. Dari chatingannya tersebut ada
yang membalas dan menjadi partnernya , tapi maslahnya dia berada di luar jawa.
Namanya tata umur 22 tahun, status single dan mahasiswa. Ines selalau chatingan
dengan tata, bahkan dia sering tersenyum sendri, hingga kedua temannya bilang
bahwa dia sedang dilanda badai cinta. Tampaknya ines benar-benar hatinya telah terjatuh padanya meski hanya
lewat via suara, gambar dan text. Apalagi lelaki itu ternyta smart, religious
dan seorang pengusaha. Ines semakin menjadi-jadi. Karena dia sesuai dengan
criteria suaminya. Tiga minggu berlalu sejak perkenalan itu, ines terkejut saat
menerima chat dari tata
“My true friend, Insya Allah aku besuk bulan januari ada bisnis di Cibinong,
ketemeuan yuk disana”
Ines hanya menjawab oke,,,
Ines kaget ternyata tata hanya mengangap dia sebagai sahabat
sejati, hatinya benar-benar terluka, ines menyadari bahwa dia terlalu percaya
diri untuk menyimpulkan tata juga menyukainya. Sejak saat itu dia jarang chat
dengan dia dan berdoa dia mendapat jodoh yang baik seperti tata.
Hari ditunggu pun tiba, ines hanya bermake up biasa untuk
bertemu denganya karena dia tak mau berharap hal yang mungkin tak terjadi.
Kira-kira mereka akan bertemu pukul 10 pagi. Ines memakai pakain baju biru
langit kesukaanya, jaraknya dengan cibinong 1km. hati ines sangat dag-dug tak
menentu bahkan lebih dahsyat saat dia bertemu dengan pacar pertamanya.
Tiba-tiba ada seorang dari belakang
“Apa benar ini mbak ines?” Ini saya tata mbak
“ia” dengan nada terkejut dan senang
Mereka tampak malu untuk memulai pembicaraan, hanya senyum
sendiri dan kadang mulai berbicara. Akhirnya mereka memutuskan untuk
jalan-jalan ke pantai, dan ines sebagai guide dengan mobil Avanza milik tata.
Di pantai mereka berdua berlari-lari seperti anak kecil. Awalnya tata tidak
berani memegang tangan ines, karena tak bisa menahan gejolaknya dengan segera
memegang tangan ines dengan perlahan. Akhirnya mereka berjalan berdua dengan
berpegangan tangan, mereka ngobrol tentang banyak hal, hingga lupa waktu.
Sebelum mereka berpisah tata mentraktir makan dengan ines, karena dia sudah berjanji
untuk mentraktir innes, kalau perlu sih ines makanya sampai muntah-muntah. Baru
pertama kali ines masuk restoran VIP, dia takut membuat diriya malu. Untung
saja makannya pakai sendok dan garpu, dia sudah terbiasa begitu. Direstoran
mereka saling curi pandang dan memfoto satu sama lain. Mereka hanya tersenyum
dan memamerkan gigi. Karena kemalaman ines diantarkan pulang tata. Dalam hati
ines, begitu berat harus berpisah dengannya, meski hanya sekali bertemu namun
akan tersimpan indah tata untuknya walau hanya sebagai True Friend.
Sejak pertemuan itu tak ada lagi kabarnya, tiap ines
menghubunginya tak satupun balasan darinya. Ines tak mengerti mengapa dia tak
memberi kabar, hari-hari ines menjadi kelabu dan dia sering melamun
dikamaranya. Hal ini membuat orangtuanya khawtir hingga dia pernah di bawa
kerumah sakit, karena tingkahnya yang menangis kemudia dia tertawa. Bukan itu
saja, dia sudah bolos kuliah selama satu minggu.
Banyak dari temannya yang datang ke rumahnya untuk
menghiburnya, tetap hal itu gagal untuk membuat ines bangkit kembali.
Malam itu, ada seorang lelaki datang ke rumah innes, ibunya
menyuruh ines untuk keluar dari kamarnya, karena ibunya tak mengenal lelaki
tersebut. Ines segera keluar tanpa
kerudungnya,
“Lo, ines kok gak pakai kerudung dan matanya tembem” tanya
tata
Ines baru menyadari hal itu, dia sangat malu apalagi didepan
pangeran idamannya. Dia segera mencuci mukanya dan berjilbab. Tak lama dia
menuju keruang tamu
“kok,tata tidak pulang ke pekanbaru” tanya ines
“ada hal yang ketingglan disini”
“apa itu tata”
Perlahan-lahan tata mendekati ibu innes
“Ibu ines, bolehkah aku melamar anak ibu, aku tak menginginkan
pacaran dengannya, yang kuinginkan dia menjadi istriku” tanya tata
Ibu ines terkejut mendengar hal itu, dia tak tahu harus
menjawab apa, akhirnya dia menyuruh anaknya untuk menjawab sendiri.
“tapi, apa mungkin tata mau menerima kelemahanku, aku masih
jauh sempurna dari dirimu, aku bukan istri idaman yang baik, aku tak pandai
memamsak, aku mudah marah, agamaku masih berkurang apalagi aku belum bekerja
dan masih kuliah, dibandingan denganmu, tata orang baik, sukses, religious
apalagi tidak suka marah” jawab ines
Tata hanya tersenyum mungil didepanku dan ibuku
“Tak peduli, kelemahanmu, yang kusuka darimu, kau mau berlatih
memperbaiki dirimu baik dari hal kecil dan besar, kulihat dari statusmu. Walau kau
masih memilki banyak kekurangan, aku yang akan menjadi guidemu untuk
memperbaiki semua itu, aku berterima kasih pada Allah, karena Allah telah
mempertemukanku padamu, apakah kau masih ingin menolakku duhai calon
bidadariku? Jawab tata
“I’m Speechless tata, oke I wanna be with you oh my ideal
husband?
“Horeeee, I getting married with Inez, thanks my Allah.
Malam itu merupakan hari kebahagian mereka, ternyata tata
tidak menghubunginya untuk mengendalikan nafsunya. Karena dia ingin menjadikan
ines sebagai istrinya bukan pacarnya.
By Yeni Wulansari
No comments:
Post a Comment