Tuesday 28 January 2014

True Love via Social Network


Hari ini Ines galau, karena teman-teman yang dekat dia sudah memilki pacar sedangkan dia belum memiliki kekasih, dia sering diledekin oleh temannya, dia sendiri heran, karena lelaki yang diledekin itu tak memiliki hubungan yang special padanya, karena kegulauannya dia menulis status yang berisi motivasi untuk dirinya  di twitter dan di facebook, berharap ada orang yang comment dan memperhatikannya. Berharap dengan membuat status itu bisa mengurangi kegundahan yang dirasakan selama ini. Tampaknya statusnya yang dia buat memberikan effect  yang positif pada dirinya, dia mengikuti perkuliahan dengan ringan dan materi yang disampakan masuk dalam pikirannya. Perkuliahan sudah usia, dia berpamitan dengan kedua temannya  Yesi dan Thia. Anehnya saat dia membuka BBMany ada banyak undangan yang masuk. Dia heran dan senang, dia langsung mengkonfirmasi semua undangan tersebut. karena gak ada kerjaan hari ini, dia memulai chatingan seperti “Thanks for your invite brother”
Sebenarnya dia agak geli dengan tingkahnya, tapi mumpung dia single buat jadi gebetan gumamanya dalam hati. Dari chatingannya tersebut ada yang membalas dan menjadi partnernya , tapi maslahnya dia berada di luar jawa. Namanya tata umur 22 tahun, status single dan mahasiswa. Ines selalau chatingan dengan tata, bahkan dia sering tersenyum sendri, hingga kedua temannya bilang bahwa dia sedang dilanda badai cinta. Tampaknya ines benar-benar  hatinya telah terjatuh padanya meski hanya lewat via suara, gambar dan text. Apalagi lelaki itu ternyta smart, religious dan seorang pengusaha. Ines semakin menjadi-jadi. Karena dia sesuai dengan criteria suaminya. Tiga minggu berlalu sejak perkenalan itu, ines terkejut saat menerima chat dari tata
“My true friend, Insya Allah aku besuk  bulan januari ada bisnis di Cibinong, ketemeuan yuk disana”
Ines hanya menjawab oke,,,
Ines kaget ternyata tata hanya mengangap dia sebagai sahabat sejati, hatinya benar-benar terluka, ines menyadari bahwa dia terlalu percaya diri untuk menyimpulkan tata juga menyukainya. Sejak saat itu dia jarang chat dengan dia dan berdoa dia mendapat jodoh yang baik seperti tata.
Hari ditunggu pun tiba, ines hanya bermake up biasa untuk bertemu denganya karena dia tak mau berharap hal yang mungkin tak terjadi. Kira-kira mereka akan bertemu pukul 10 pagi. Ines memakai pakain baju biru langit kesukaanya, jaraknya dengan cibinong 1km. hati ines sangat dag-dug tak menentu bahkan lebih dahsyat saat dia bertemu dengan pacar pertamanya. Tiba-tiba ada seorang dari belakang
“Apa benar ini mbak ines?” Ini saya tata mbak
“ia” dengan nada terkejut dan senang
Mereka tampak malu untuk memulai pembicaraan, hanya senyum sendiri dan kadang mulai berbicara. Akhirnya mereka memutuskan untuk jalan-jalan ke pantai, dan ines sebagai guide dengan mobil Avanza milik tata. Di pantai mereka berdua berlari-lari seperti anak kecil. Awalnya tata tidak berani memegang tangan ines, karena tak bisa menahan gejolaknya dengan segera memegang tangan ines dengan perlahan. Akhirnya mereka berjalan berdua dengan berpegangan tangan, mereka ngobrol tentang banyak hal, hingga lupa waktu. Sebelum mereka berpisah tata mentraktir makan dengan ines, karena dia sudah berjanji untuk mentraktir innes, kalau perlu sih ines makanya sampai muntah-muntah. Baru pertama kali ines masuk restoran VIP, dia takut membuat diriya malu. Untung saja makannya pakai sendok dan garpu, dia sudah terbiasa begitu. Direstoran mereka saling curi pandang dan memfoto satu sama lain. Mereka hanya tersenyum dan memamerkan gigi. Karena kemalaman ines diantarkan pulang tata. Dalam hati ines, begitu berat harus berpisah dengannya, meski hanya sekali bertemu namun akan tersimpan indah tata untuknya walau hanya sebagai True Friend.
Sejak pertemuan itu tak ada lagi kabarnya, tiap ines menghubunginya tak satupun balasan darinya. Ines tak mengerti mengapa dia tak memberi kabar, hari-hari ines menjadi kelabu dan dia sering melamun dikamaranya. Hal ini membuat orangtuanya khawtir hingga dia pernah di bawa kerumah sakit, karena tingkahnya yang menangis kemudia dia tertawa. Bukan itu saja, dia sudah bolos kuliah selama satu minggu.
Banyak dari temannya yang datang ke rumahnya untuk menghiburnya, tetap hal itu gagal untuk membuat ines bangkit kembali.
Malam itu, ada seorang lelaki datang ke rumah innes, ibunya menyuruh ines untuk keluar dari kamarnya, karena ibunya tak mengenal lelaki tersebut. Ines  segera keluar tanpa kerudungnya,
“Lo, ines kok gak pakai kerudung dan matanya tembem” tanya tata
Ines baru menyadari hal itu, dia sangat malu apalagi didepan pangeran idamannya. Dia segera mencuci mukanya dan berjilbab. Tak lama dia menuju keruang tamu
“kok,tata tidak pulang ke pekanbaru” tanya ines
“ada hal yang ketingglan disini”
“apa itu tata”
Perlahan-lahan tata mendekati ibu innes
“Ibu ines, bolehkah aku melamar anak ibu, aku tak menginginkan pacaran dengannya, yang kuinginkan dia menjadi istriku” tanya tata
Ibu ines terkejut mendengar hal itu, dia tak tahu harus menjawab apa, akhirnya dia menyuruh anaknya untuk menjawab sendiri.
“tapi, apa mungkin tata mau menerima kelemahanku, aku masih jauh sempurna dari dirimu, aku bukan istri idaman yang baik, aku tak pandai memamsak, aku mudah marah, agamaku masih berkurang apalagi aku belum bekerja dan masih kuliah, dibandingan denganmu, tata orang baik, sukses, religious apalagi tidak suka marah” jawab ines
Tata hanya tersenyum mungil didepanku dan ibuku
“Tak peduli, kelemahanmu, yang kusuka darimu, kau mau berlatih memperbaiki dirimu baik dari hal kecil dan besar, kulihat dari statusmu. Walau kau masih memilki banyak kekurangan, aku yang akan menjadi guidemu untuk memperbaiki semua itu, aku berterima kasih pada Allah, karena Allah telah mempertemukanku padamu, apakah kau masih ingin menolakku duhai calon bidadariku? Jawab tata
“I’m Speechless tata, oke I wanna be with you oh my ideal husband?
“Horeeee, I getting married with Inez, thanks my Allah.
Malam itu merupakan hari kebahagian mereka, ternyata tata tidak menghubunginya untuk mengendalikan nafsunya. Karena dia ingin menjadikan ines sebagai istrinya bukan pacarnya.

By Yeni Wulansari





No comments:

Post a Comment